MAGETAN, KOMPAS.com – Warga Desa Sukowidi, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, sepakat menutup selokan sepanjang tiga meter yang digali di jalan menuju dua rumah warga. Penutupan dilakkukan setelah warga yang bersengketa sepakat berdamai.
Selokan sepanjang tiga meter itu digali Sungkono. Akibatnya, askes jalan menuju rumah Partini dan Jumadi tak bisa dilalui dari dan menuju jalan utama desa.
Baca juga: Tak Layak Pakai, 97 Kendaraan Pemkab Magetan Akan Dilelang
Kapolsek Kartoharjo AKP Agus Suprijanto mengatakan, kesepakatan damai dicapai setelah warga tersebut dimediasi pemerintah desa.
“Sudah damai, mereka dimediasi oleh perangkat desa tadi pagi,” ujar Agus melalui sambungan telepon, Sabtu (12/02/2022).
Dari kesepakatan warga yang bersengketa, galian selokan itu akan diperbaiki seluruh warga RT 18/RW 05. Warga akan bergotong royong membuat jalan.
“Warga sepakat gotong royong untuk membangun jalan biar bagus dan bisa dilewati kembali,” imbuhnya.
Warga yang bersengketa masih punya hubungan keluarga
Agus menambahkan, warga yang bersengketa tersebut masih memiliki ikatan keluarga. Jalan yang putus akibat galian selokan itu merupakan tanah milik nenek mereka.
Nenek mereka membuat jalan itu agar dipakai bersa-sama. Sehingga, jika ada kerusakan harus diperbaiki secara bersama.
“Mereka masih kerabat, itu kan jalan keluarga. Kesepakatnnya diperbaiki yang rusak dan dibuatkan buangan untuk kotoran sapi yang selama ini dikeluhkan,” ucap Agus.
Sebelumnya, Partini dan Jumadi tak bisa mengakses jalan desa karena jalan di depan rumah mereka di Dukuh Belud, Desa Sukowidi, Kecamatan Kartoharjo, digali Sungkono untuk selokan.
Sungkono merasa pengurukan tanah yang dilakukan Partini membuat air hujan menggenangi dapur miliknya. Urukan itu membuat lahan Partini lebih tinggi sehingga air tidak bisa mengalir.
Baca juga: Akses Rumah Warga di Magetan Tertutup Selokan yang Dibuat Tetangga, Partini: Kita Tidak Bisa Lewat
Sementara Partini mengaku menguruk lahan di depan rumahnya untuk menghindari air buangan dari ternak sapi milik Sungkono yang berbau busuk.
Sungkono kemudian menggali jalan yang berada di samping bangunan dapurnya untuk dijadikan selokan pembuangan. Namun, penggalian itu membuat Partini dan Jumadi tak bisa melintas menuju jalan desa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.