Penguasa pertamanya adalah Raden Mas Tumenggung Pringgodiningrat, yang berkuasa tahun 1824-1830.
Saat ini, Kabupaten Tulungagung memiliki 19 kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan.
Kabupaten Tulungagung juga terkenal dengan julukan Kota Seribu Warung Kopi.
Julukan tersebut berdasarkan kondisi riil di Tulungagung yang memang banyak sekali warung kopi.
Salah satu desa yang memiliki banyak warung kopi adalah Desa Bolorejo, yang berada di Kecamatan Kauman.
Di desa tersebut, warung kopi sangat banyak, dengan jarak yang saling berdekatan.
Berdasarkan jurnal “Feasibility Of Green Coffee Shop In Bolorejo Village District Kauman Region Tulungagung (2017)”, jumlah warung kopi di Tulungagung mencapai 100 warung.
Dalam jurnal itu juga disebutkan ada 38 warung kopi ijo yang tercatat di kelurahan/desa.
Kopi Ijo ini khas Tulungagung, karena biji kopi digiling dengan kacang hijau sebelum diseduh menjadi minuman.
Kopi Ijo Tulungagung juga menjadi salah satu oleh-oleh khas kabupaten tersebut.
Meski demikian, warung-warung kopi itu tidak ada yang sepi, karena memiliki pelanggan masing-masing.
Beberapa warung kopi yang ramai di desa itu antara lain Warung Kopi Mak Tin, Warung Kopi Pak Waris, Warung Kopi Pak Yun, dan sebagainya.
Ramainya warung-warung kopi di Desa Bolorejo, murni karena cita rasa kopinya yang memang enak.
Saat “ngopi”, masyarakat Tulungagung memiliki tradisi “nyethe”, yaitu mengoles permukaan rokok dengan ampas atau endapan kopi.
Tujuannya agar rokok itu berbau harum, dan menjadi lebih awet.
Tak jarang tradisi nyethe ini juga dilombakan, yaitu dengan mengkreasikan aneka gambar di permukaan rokok dengan menggunakan ampas kopi.
Sumber:
Tulungagung.go.id
Dokumen Babad Tulungagung
Triwara Buddhi dan Lestari Rahayu (2017)