Konon sebelum menjadi kabupaten, wilayah Ngrowo atau Tulungagung ini merupakan tumenggungan, yang dipimpin oleh beberapa tumenggung.
Ketika akan dijadikan kabupaten, wilayah tumenggungan itu disatukan. Namun hasilnya tidak terlalu luas.
Sehingga, beberapa kabupaten di sekitarnya banyak yang memberikan bantuan berupa wilayah.
Seperti penguasa Blitar yang menyumbangkan daerah Ngunut. Ponorogo menyumbangkan daerah Tranggalih atau Trenggalek sekarang.
Sedangkan Pacitan memberikan daerah pantai selatan, seperti Panggul, Prigi, dan Jombok.
Bantuan atau pertolongan kabupaten sekitar itu sangat besar, sehingga disebut pitulungan agung. Lambat laun orang menyebut daerah ini dengan nama Tulungagung.
Baca juga: Asal-usul Nama Pekanbaru yang Dulu Dikenal dengan Sebutan Senapelan
Kabupaten Tulungagung menetapkan tanggal 18 Novemner 1205 sebagai Hari Jadinya.
Pada tanggal itu terjadi peristiwa pemberian penghargaan dari Raja Kertajaya dari Daha kepada masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung.
Penghargaan diberikan karena masyarakat di sana sangat setia terhadap Raja Kertajaya.
Penghargaan tercatat dalam Prasasti Lawadan, yang memiliki sengkala “Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa”.
Sengkala tersebut merujuk pada tanggal 18 Novemer 1205 Masehi.
Dalam Babad Tulungagung dikisahkan bahwa wilayah ini sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit.
Hal itu dibuktikan dengan adanya makam Gayatri Sri Rajapatni di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu.
Gayatri merupakan istri keempat Raden Wijaya atau raja pertama Majapahit, sekaligus ibu Ratu Majapahit Tribuwanatunggadewi.
Diketahui, Tribuwanatunggadewi merupakan ibu dari Raja Hayam Wuruk, raja terbesar Majapahit.
Sehingga, Gayatri yang makamnya berada di Boyolangu, Tulungagung itu merupakan nenek dari Raja Hayam Wuruk.
Adapun pemerintahan Kabupaten Tulungagung dimulai dari periode Ngrowo di Kalangbret dengan penguasa pertama Kiai Ngabehi Mangundirono.
Periode Ngrowo di Kalangbret ini terdapat tiga penguasa, yaitu Mangundirono, Tondowidjojo, dan Raden Mas Mangun Negoro.
Hanya saja, tidak ada catatan pasti terkait kapan ketiganya mulai berkuasa, berapa lama berkuasa, dan sampai tahun berapa berkuasa.
Sedangkan catatan tahun mulai muncul saat periode Kabupaten Ngrowo di Tulungagung.