Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Perubahan Signifikan, Eri Cahyadi Bakal Tata Ulang Kebun Binatang Surabaya

Kompas.com - 21/01/2022, 07:21 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menata ulang Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Hal ini dilakukan untuk menjaga KBS tetap menjadi lembaga yang memiliki fungsi konservasi, edukasi, dan rekreasi.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, KBS selalu berupaya melestarikan satwa liar di luar habitatnya. Hal itu dilakukan dengan pengembangbiakan dan penyelamatan tumbuhan atau satwa.

Untuk mendukung hal itu, dalam waktu dekat Eri berencana melakukan penataan dan pengembangan KBS.

Seperti digitalisasi layanan pembayaran (E-Ticketing) dan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) dalam peningkatan perlindungan dan kesehatan jiwa.

"Kemudian, pengembangan satwa melalui branding loan, bekerja sama dengan lembaga konservasi lain dalam rangka perlindungan satwa langka, pelepasliaran satwa surplus, dan melakukan penataan parkir di area KBS dengan menghubungkan KBS dengan TJ/tunnel," kata Eri di Surabaya, Rabu (19/1/2022).

Mengenai kondisi KBS saat ini, Eri mengakui mendapat banyak masukan dari masyarakat, DPRD Kota Surabaya, serta pengamat. Mereka sepakat KBS harus tetap menjadi daya tarik Kota Surabaya.

Sebab, KBS menjadi salah satu kebun binatang terbesar di Asia Tenggara.

"Dengan kemajuan zaman, semua sudah berbenah. Tapi KBS ini masih seperti yang dulu meskipun hari ini tampil lebih bersih dan nyaman, tapi tidak ada perubahan yang signifikan," ungkap dia.

Baca juga: Bobby, Anoa Koleksi Kebun Binatang Surabaya Mati Diduga karena Faktor Usia

Oleh karena itu, Eri menginginkan KBS menjadi ikon yang tetap berada di pusat Kota Surabaya.

Rencananya, KBS dirancang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Eri mengaku melihat peluang wisata baru untuk Indonesia bagian timur.

"Kalau nanti Ibu Kota pindah di Kalimantan, maka Surabaya harus mempunyai tempat yang menarik. Saya berpikir apakah dimungkinkan kebun binatang ini nanti ada seperti jembatan, jadi orang nanti melihatnya dari atas dan binatangnya bebas di bawah, dibagi per wilayah," kata dia.

Ia berharap, rencana itu dikerjakan oleh orang-orang profesional, khususnya warga Kota Surabaya.

Bahkan, dalam waktu dekat, Eri akan mengundang DPRD Kota Surabaya, masyarakat, para pengamat lingkungan dan pemerhati satwa untuk melakukan FGD.

Bagi Eri, KBS harus menjadi magnet perubahan yang sangat dahsyat. Termasuk sisi pengolahannya yang harus profesional, sehingga BUMD bisa bekerja sama dengan investor atau pihak lain untuk mengubah kebun binatang yang lebih modern dan tidak meninggalkan sejarahnya menjadi tempat wisata.

"Rencana akhir Januari 2022 dan Insya Allah di Februari kita bisa memberikan gambaran kebun binatang agar investor yakin dan mengerti, karena tidak semuanya bisa dikerjakan oleh pemerintah," ujar Eri.

"Anggaran APBD kita juga terbatas, ketika melakukan perubahan yang sangat besar itu akan sulit kalau hanya mengandalkan kemampuan dari pemerintah kota sendiri," imbuh dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Isa Bajaj Cabut Laporan setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Surabaya
Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Surabaya
Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Surabaya
Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Surabaya
Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Surabaya
Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Surabaya
PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

Surabaya
Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Surabaya
Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Surabaya
Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Surabaya
Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Surabaya
Kebakaran GM Plaza Lumajang, 1 Satpam Dilarikan ke RS akibat Sesak Napas

Kebakaran GM Plaza Lumajang, 1 Satpam Dilarikan ke RS akibat Sesak Napas

Surabaya
 Pilu, Bocah 15 Tahun di Surabaya 4 Tahun Jadi Korban Kekerasan Seksual Ayah Tiri yang Berprofesi Polisi

Pilu, Bocah 15 Tahun di Surabaya 4 Tahun Jadi Korban Kekerasan Seksual Ayah Tiri yang Berprofesi Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com