Pernikahan, kata dia, berlangsung dengan penuh keterbatasan.
Mulai pukul 06.00 WIB, mereka berangkat ke salon untuk berdandan dengan mengendarai sepeda motor.
Dua jam persiapan, mereka pun kembali ke pengungsian
"Hati itu rasanya nangis semua serba terbatas. Bayangkan aja mana ada pengantin berangkat sendiri ke salon naik sepeda motor. Apalagi di jalan istriku bilang jangan kenceng-kenceng kalau nyetir, nanti bulu matanya bisa lepas kena angin," ujar Nurhadi.
Baca juga: Terungkap, Sosok Penendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru
Akhirnya mereka duduk di meja pelaminan dan mengucap janji suci dengan meletakkan uang tunai Rp 100.000 di meja penghulu.
Pengungsi dan relawan kemudian mengucapkan selamat kepada pasangan tersebut.
Mufidun Amin Sekretaris Desa Penanggal langsung menyerahkan kunci bilik asmara kepada pengantin.
"Bulan madunya di bilik asmara aja," sahut Hasanah sembari tertawa.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jember, Bagus Supriadi)
Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Kisah Haru Cinta Bersemi di Pengungsian Gunung Semeru, Sejoli ini Gelar Akad di Tengah Keterbatasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.