LUMAJANG, KOMPAS.com - Nurhadi (35) akhirnya bisa bernapas lega. Dia resmi menikah dengan Hasanah (30) pada 11 Januari 2022, setelah segala rencana indahnya sempat tertunda karena erupsi Gunung Semeru.
Rencana pasangan itu menikah mulanya gagal karena rumah keduanya ambruk akibat bencana letusan Gunung Semeru.
Kini pernikahan pasangan tersebut secara resmi tercatat di buku nikah, setelah sebelumnya keduanya menikah secara siri.
Baca juga: Di Posko Pengungsian Gunung Semeru, Nur Hadi dan Hasanah Menikah
Nurhadi dan Hasanah sedianya akan melangsungkan pernikahan secara sah pada 20 Desember 2021 di rumahnya, di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Tetapi rencana itu kandas karena bencana.
Selain rumah ambruk, semua kebutuhan sembako yang sudah dipersiapkan untuk hajatan ikut tertimbun material bangunan rumah.
Dokumen-dokumen kependudukan pun hilang akibat erupsi Semeru.
Nurhadi pun sempat putus asa bisa mengikat janji secara resmi dengan Hasanah.
Baca juga: Terungkap, Sosok Penendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru
Sebetulnya, Nurhadi ingin menikahi Hasanah setelah kondisi pulih, yakni setelah dia bisa kembali bekerja dan punya rumah.
Namun oleh perangkat desa, mereka disarankan untuk segera menikah agar masuk dalam daftar penerima hunian sementara (huntara).
"Jadi ceritanya waktu ada pendataan penerima huntara aku sama istri ditanyai status sama petugas. Aku sama istri bisa dikasih rumah baru kalau surat kartu keluarga sudah jadi satu. Pikirku ini kesempatan, apalagi sebelumnya aku sama istri juga sudah setor syarat-syarat ke KUA," ujarnya, dikutip dari Tribun Madura.
Mereka pun melangsungkan pernikahan di pengungsian korban erupsi Semeru, Selasa (11/1/2022).
Baca juga: Soal Sesajen Ditendang di Gunung Semeru, Yenny Wahid: Mencederai Keyakinan Masyarakat
Pernikahan, kata dia, berlangsung dengan penuh keterbatasan.
Mulai pukul 06.00 WIB, mereka berangkat ke salon untuk berdandan dengan mengendarai sepeda motor.
Dua jam persiapan, mereka pun kembali ke pengungsian
"Hati itu rasanya nangis semua serba terbatas. Bayangkan aja mana ada pengantin berangkat sendiri ke salon naik sepeda motor. Apalagi di jalan istriku bilang jangan kenceng-kenceng kalau nyetir, nanti bulu matanya bisa lepas kena angin," ujar Nurhadi.
Baca juga: Terungkap, Sosok Penendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru
Akhirnya mereka duduk di meja pelaminan dan mengucap janji suci dengan meletakkan uang tunai Rp 100.000 di meja penghulu.
Pengungsi dan relawan kemudian mengucapkan selamat kepada pasangan tersebut.
Mufidun Amin Sekretaris Desa Penanggal langsung menyerahkan kunci bilik asmara kepada pengantin.
"Bulan madunya di bilik asmara aja," sahut Hasanah sembari tertawa.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jember, Bagus Supriadi)
Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Kisah Haru Cinta Bersemi di Pengungsian Gunung Semeru, Sejoli ini Gelar Akad di Tengah Keterbatasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.