"Pada varian virus Covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, vaksin Covid-19 memiliki efektivitas hingga 95 persen. Namun untuk melawan varian Omicron ini efektivitas vaksin Covid-19 menurun dan hanya sebesar 50 persen. Saat ini peneliti masih terus melakukan investigas terkait hal ini," kata dia.
Jika ingin mengetahui sejumlah varian Covid-19 yang menjangkiti pasien, ia menyebut perlu dilakukan tes dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).
Namun, jika ingin mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron, maka harus menggunakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan metode S Gene Target Failure (SGTF).
"Jadi memang pemerintah telah menyiapkan metode tes terbaru, yakni menggunakan PCR-SGTF agar deteksi kasus Covid-19 varian Omicron bisa dilaksanakan dengan cepat," tutur dia.
Baca juga: Pilek Sepulang Berlibur ke Bali, Warga Surabaya Terinfeksi Omicron, Sang Cucu Juga Positif Covid-19
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan 3M dengan ketat.
Menurutnya, salah satu upaya untuk melawan varian apa pun dari virus Covid-19, yakni dengan konsisten menerapkan 3M tersebut.
Selain itu, masyarakat juga diminta melakukan vaksinasi dosis lengkap.
"Karena hingga saat ini, vaksin Covid-19 masih efektif untuk melawan virus Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh. Kalau tidak divaksin, maka varian apa pun bisa lebih cepat masuk ke tubuh dan berpotensi menyebabkan kematian," tutur dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang