Eri menyatakan, bahwa surveilans aktif diterapkan dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas bagi warga Satuan Pendidikan.
"Ini kami lakukan selama evaluasi untuk PTM yang dilakukan di sekolah-sekolah. Meskipun kadang-kadang ada yang naik, setelah itu kita blocking area, kita bisa turun kembali," ungkap dia.
Di sisi lain, operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) secara konsisten siang dan malam dilakukan oleh jajaran tiga pilar kecamatan dan kelurahan.
Eri menyebut, setiap hari, Tim Swab Hunter dan Vaksin Hunter berkeliling ke tempat-tempat keramaian.
Baca juga: Nenek Samiyah yang Tidur di Lemari Kini Dirawat di Griya Werdha Surabaya
Mereka bertugas memastikan warga disiplin menjaga prokes.
"Jadi kami keliling setiap malam ke tempat-tempat keramaian, tidak kami bubarkan tapi kami berikan masker sekaligus melakukan swab secara acak. Dan, kami tanyakan juga terkait dengan vaksin, kalau dia belum divaksin kita lakukan vaksin langsung di lokasi," ujar dia.
Antisipasi gelombang ketiga juga dilakukan pemkot melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk kasus positif CT <20.
Apabila ditemukan CT <20, pemkot memastikan memberikan pelayanan ekstra kepada warga tersebut.
Kemudian melakukan swab massal di wilayah berisiko tinggi di tingkat RT, RW hingga kelurahan, juga secara masif dilakukan.
"Sehingga kita menjaga betul jangan sampai kasusnya naik di Kota Surabaya. Penyekatan wilayah perbatasan juga kami lakukan dengan RT/RW untuk monitoring pelaku perjalanan. Kami selalu mengatakan bahwa kehebatan Surabaya ada pada kekuatan RT/RW, bukan Pemkot Surabaya," kata Eri.
Sebagai langkah kuratif, Eri memaparkan, Pemkot Surabaya melakukan evakuasi cepat kasus positif ke lokasi karantina yang telah disiapkan selama 24 jam.
Satu di antaranya berada Hotel Asrama Haji (HAH), Kecamatan Sukolilo Surabaya.
"Warga yang sakit (positif) itu kita pisahkan. Kita berpikir kalau kita ingin bebas atau berkurang dari Covid-19, maka yang sakit kita ambil kita berikan tempat tersendiri," kata dia.
Sedangkan untuk lokasi pemukiman warga yang sakit akan dilakukan blocking area.
Dalam radius beberapa meter, warga di kawasan itu akan dilakukan swab massal dan dijaga oleh Satgas Kampung Tanggung Wani Jogo Suroboyo.