KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, terdapat 5.135 siswa lulusan sekolah dasar (SD) terancam tak tertampung masuk ke sekolah menengah pertama (SMP) negeri atau swasta menjelang tahun ajaran 2021/2022.
Eri mengatakan, ada dua kemungkinan mengatasi masalah tersebut. Pertama, mengajukan tambahan kelas ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Atau kedua menambah jumlah siswa dalam setiap kelasnya," kata Eri Cahyadi saat memberikan pengarahan kepada seluruh kepala SMP negeri dan swasta di Balai Kota Surabaya seperti dikutip dari Antara, Rabu (10/3/2021).
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Surabaya, jumlah lulusan SD/MI di Surabaya sebanyak 46.575 siswa.
Daya tampung SMP swasta dan MTs berjumlah 23.232 siswa dan SMP negeri berjumlah 18.208 yang terdiri dari 569 rombongan belajar. Sehingga ada selisihnya 5.135 siswa.
Baca juga: Anggota DPRD Maluku Resmi Jadi Tersangka Narkoba, Polisi: Dia Pakai karena Kepingin Saja...
Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud), jumlah per rombongan belajar (Rombel) terdiri dari 32 siswa.
"Jangan sampai ada anak yang tidak sekolah. Maka itu menjadi tugas kami di pemerintah kota karena pendidikan untuk kepentingan anak bangsa," ujarnya.
Eri meminta agar semua sekolah berkolaborasi tanpa ada persaingan demi kesejahteraan guru.
Ia mencontohkan, saat guru di sekolah A mengajar selama tiga jam sehari, guru itu bisa bergeser ke sekolah lain. Istilahnya, sharing guru.
"Dari situ gaji yang diperoleh guru pun sesuai dengan UMK," katanya.