Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Ada Pabrik Gerabah Era Kerajaan Majapahit di Gresik

Kompas.com - 09/03/2021, 18:37 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Majapahit sempat menjadi salah satu kerajaan besar dan ternama pada zaman dahulu, dengan wilayah pemerintahan pada saat itu meliputi Kabupaten Gresik sekarang.

Hal ini diperkuat dengan jejak peninggalan Kerajaan Majapahit yang sempat ditemukan oleh arkeolog.

Fatihudin (48) sejarawan asal Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Gresik, menduga kuat ada bekas tempat memproduksi atau semacam pabrik gerabah pada era Kerajaan Majapahit di lahan milik Pemerintah Desa Gosari, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik.

"Sekitar tahun 2005-2006, tim arkeologi pernah melakukan ekskavasi dan menemukan banyak pecahan gerabah atau tembikar bercampur abu di sini. Kami percaya jika di sini dulunya adalah bekas pabrik gerabah saat zaman Majapahit," ujar Fatihudin, yang memiliki nama pena Fatee Jonesuan kepada awak media, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: PPKM Bali Diperpanjang hingga 22 Maret 2021, Ini Aturan yang Dilonggarkan

Menurut penulis buku mitologi sejarah prasasti Gosari 1376 ini, warga Desa Gosari juga kerap menemukan gerabah ketika mereka melakukan penggalian untuk keperluan pembuatan sumur maupun fondasi rumah.

"Tapi, karena kurang paham atau bagaimana, banyak di antara temuan kendi maupun gerabah itu kemudian dihancurkan atau dibuang begitu saja," ucap dia.

Oleh sebab itu, Fatee menduga, hilangnya keberadaan pabrik gerabah pada era Majapahit tersebut lantaran pergeseran budaya dan keagamaan warga setempat.

Terlebih, pada saat itu, belum ada warga yang peka akan pentingnya nilai peninggalan bersejarah.

"Jadi, saya berharap, peninggalan sejarah seperti ini hendaknya dapat dirawat dan dijaga, agar bisa diketahui sampai anak cucu yang akan datang," kata Fatee.

Lokasi penemuan yang disinyalir bekas pabrik gerabah zaman Majapahit tersebut, tidak jauh dari kompleks wahana wisata alam Gosari (Wagos).

 

Di mana dalam tempat wisata ini, juga terdapat prasasti Butulan yang menceritakan mengenai pengasingan seorang Pati dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1376 Masehi.

Ketua pengelola Wagos Misbakhud Dawam (44) mengatakan, pihaknya bersama pemerintah Desa Gosari memang tengah berupaya agar situs maupun prasasti yang terdapat di sekitar kompleks dapat tetap terjaga, demi pelestarian peninggalan bersejarah untuk pengetahuan generasi mendatang.

"Langkah kami, salah satunya dengan mendaftarkan situs Gosari sebagai cagar budaya. Alhamdulillah, tahun kemarin sudah diakui," tutur Dawam.

Baca juga: Bupati dan Wakil Bupati Gresik Tolak Pengadaan Mobil Dinas Baru, Ini Alasannya

Untuk situs Gosari sendiri, kata Dawam, sudah termasuk dalam cagar budaya, melalui SK Bupati Gresik pada Bulan Juli tahun 2020 dan sudah teregristrasi dalam sistem nasional cagar budaya nomor CB.1911.

Sementara, guna menghidupkan kembali pengetahuan masa lalu, maka pihaknya berencana akan menghidupkan kembali kerajinan dari tanah liat, terutama gerabah.

Sekaligus untuk menambah daya tarik bagi pengunjung Wagos.

"Selain wisata alam dan buatan, kami juga akan mengajak pengunjung Wagos membuat kerajinan gerabah yang nantinya bisa dibawa pulang. Sementara, dalam waktu dekat, kami akan me-launching buku tentang sejarah prasasti Gosari," kata Dawam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Surabaya
Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com