Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dayat 30 Tahun Jadi Petugas Damkar Situbondo, Evakuasi Buaya yang Paling Ekstrem

Kompas.com, 2 Desember 2025, 15:44 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

SITUBONDO, KOMPAS.com - Dayat (50), selaku Kasubag Umum Damkar Situbondo Provinsi Jawa Timur dan petugas yang lain cukup senang karena banyak masyarakat mulai percaya terhadap profesi pemadam kebakaran (damkar).

"Dulu damkar sempat dipandang sebelah mata, sekarang alhamdulillah kami disenangi masyarakat," katanya saat berbincang dengan Kompas.com Selasa (2/12/2025).

Menurut Dayat, profesionalisme adalah nomor satu bagi petugas damkar. Untuk itu, apa pun tugasnya, damkar selalu siap turun ketika menerima laporan dari masyarakat melalui media sosial.

Apalagi, jika laporan yang masuk terkait dengan peristiwa kebakaran, evakuasi ular dan reptil berbahaya yang lain.

"Semua laporan kami tindak lanjuti, kami ada shift (pergantian) petugas malam dan pagi," ujar Dayat.

Baca juga: Jadi Andalan Warga, Damkar Surabaya: Setiap Detik Berharga

Tantang dan Kesulitan

Membantu dengan sepenuh hati, Dayat mengatakan, tak selalu hasil kerja damkar diapresiasi oleh masyarakat.

Dia mengungkapkan, komplain biasanya datang dari peristiwa kebakaran lantaran si jago merah menjalar sangat cepat.

Sementara itu, menurut Dayat, petugas damkar kerap mengalami kesulitan menuju lokasi kebakaran atau menjangkau area yang terbakar. 

Dayat mencontohkan, kemacetan dan banyaknya kendaraan parkir tidak pada tempatnya, kerap membuat petugas damkar kehabisan waktu di jalan.

Belum lagi, jika kebakaran terjadi di area padat penduduk dengan gang yang sempit, mobil damkar pasti mengalami kendala untuk menjangkau lokasi.

"Terkadang ada juga kami dikomplain (diprotes) karena dinilai lambat, kami akui kami salah karena kurang cepat, kendalanya biasanya macet, jarak sangat jauh dan ketika kebakaran di rumah gang sempit itu parkiran motor menyulitkan kami, dan ketika itu terjadi saya memberi penjelasan, setelah kami beri penjelasan mereka biasanya menerima," katanya.

Baca juga: Risiko Jadi Petugas Damkar, Tertimpa Mesin Jahit sampai Runtuhan Bangunan

Pengalaman Menegangkan

Namun, Dayat memastikan bahwa petugas damkar selalu siap membantu semua kesulitan masyarakat.

Dia pun menceritakan salah satu pengalaman yang cukup menguji adrenalin selama hampir 30 tahun menjadi anggota Damkar Situbondo.

Pada 2022, Dayat ikut dalam upaya mengevakuasi buaya di Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo.

"Buayanya cukup besar sekitar 4 meter, itu dipelihara warga. Saat pemiliknya pindah ke Jember, sempat minta bantu ke BKSDA Jatim namun respons lama, akhirnya buaya itu diminta untuk dievakuasi ke kami, ya sebagai petugas kami jalankan tugas namun sambil ada rasa takut," kenangnya.

Baca juga: Cerita Petugas Damkar Surabaya, Evakuasi Ayam hingga Lerai Pertengkaran Mantan Pacar

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau