Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Jadi Petugas Damkar, Tertimpa Mesin Jahit sampai Runtuhan Bangunan

Kompas.com, 2 Desember 2025, 05:05 WIB
Izzatun Najibah,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemadam kebakaran (Damkar) tidak hanya menghadapi si jago merah ketika di lapangan. Ada banyak kejadian tak terduga yang bisa mengancam nyawa.

Petugas rescue dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya tidak hanya ditugaskan di wilayah Surabaya tetapi juga daerah lainnya.

Misalnya menangani pemadaman kebakaran hutan di kawasan Gunung Lawu Jawa Tengah dan erupsi Gunung Semeru Lumajang yang menguap pada pekan lalu.

Termasuk, proses evakuasi runtuhan bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo pada akhir September 2025 yang menewaskan 63 korban jiwa.

Petugas harus menembus ke celah-celah bangunan untuk mengevakuasi korban baik yang selamat maupun meninggal dunia.

Baca juga: Cerita Petugas Damkar Surabaya, Evakuasi Ayam hingga Lerai Pertengkaran Mantan Pacar

Kondisi bangunan tersebut rentan ambruk sehingga petugas harus ekstra berhati-hati saat mengevakuasi.

“Pas evakuasi itu, kalau kita salah gerak aja, langsung bisa ambruk tuh runtuhan nimpa kita dan korban di dalam,” kata petugas rescue Surabaya, Viki (29), Kamis (26/11/2025).

Pengalaman lainnya dirasakan Abdul Aziz (33) saat melakukan pemadaman kebakaran objek gudang di salah satu kawasan Surabaya. Peristiwa itu membuatnya menginap semalam di Rumah Sakit dr Soetomo.

"Saya pernah tertimpa runtuhan mesin jahit sampao saya opname, waktu itu gudang kebakaran karena luka memar dan teman saya sampai dijahit 12 jahitan,” kata Aziz.

Baca juga: Evakuasi Ular hingga Curhatan Warga, Begini Cerita Damkar Trenggalek Menangani 530 Kasus Non-kebakaran

Waktu itu, petugas tengah melakukan pergantian selang dari ukuran besar ke kecil usai pemadaman api.

Namun, saat berjalan mengganti selang, tiba-tiba Aziz tertimpa tumpukan mesin jahit rakitan.

“Mesin jahitnya belum dirakit dan ditumpuk sekitar tiga meter semacam palet. Saya pas ganti selang inisiatif keluar tiba-tiba mesinnya jatuh,” ujarnya.

Tak cukup sampai di situ, petugas rescue lainnya Elfanio (34) kakinya menginjak paku besi saat bertugas memadamkan api.

“Waktu itu emang kesalahan sendiri karena diburu waktu jadi saya pakai boots biasa, harusnya yang ada pengaman di sol. Jadi pas ada atap jatuh terinjak paku,” terangnya.

Beruntungnya, ia tak terluka parah dan segera mendapatkan perawatan suntik tetanus dari tim kesehatan.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau