Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu Pekerja Sri Wulandari: Berbagi Peran Sebagai Pasangan, Berbagi Tugas Bersama

Kompas.com, 1 Desember 2025, 13:54 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Sri Wulandari selalu memulai harinya lebih awal. Saat hari masih gelap sekitar pukul 03.00 WIB, dia sudah harus terjaga.

Rutinitasnya itu untuk mengimbangi antara perannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita pekerja.

Ibu dua anak asal Desa Doko, Kelurahan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu membuka harinya dengan ibadah tahajud maupun shubuh sebagai tanggung jawabnya sebagai seorang muslim.

Dilanjutkan dengan belanja ke pasar untuk kebutuhan memasak sarapan bagi keluarganya, membersihkan rumah, menyiapkan kebutuhan perlengkapan sekolah anaknya, mengurusi suami, hingga kemudian mengantarkan anak-anaknya ke sekolah.

Wanita berusia 40 tahun itu harus memastikan semua urusan rumah tangganya tertangani dengan baik dan beres, baru mengurusi dirinya sendiri yang juga harus berangkat kerja.

Baca juga: Kisah Atika Suneth, Ibu Tunggal Pedagang Ubi yang Sukses Antarkan 3 Anaknya Raih Gelar Sarjana

Selain menjadi peran sebagai ibu rumah tangga, Sri Wulandari juga ibu pekerja atau “working mom”. Dia menjadi seorang dosen Bahasa Inggris di sebuah kampus swasta di Kota Kediri.

“Setiap pagi berjibaku dengan waktu. Semua harus saya kerjakan dengan cepat dan tepat karena waktu terus berjalan. Agar anak-anak maupun suami yang juga bekerja, tidak telat berangkat. Begitu juga dengan saya sendiri, agar tidak sampai ngaret berangkatnya,” ujar Sri Wulandari, Minggu (30/11/2025).

Pagi hari bagi keluarganya mungkin bisa disebut sebagai “rush hour”, karena di waktu yang mepet itu dirinya harus menyiapkan segala kebutuhan.

Apalagi, jarak rumah dengan lokasi sekolah kedua anaknya maupun tempatnya bekerja, lumayan memakan waktu sehingga Sri harus memastikan semuanya berjalan tepat waktu.

Baca juga: Cerita Ibu Ike, Caregiver Pertama di Sumenep yang Menjadi Sandaran Para Lansia

Selesai mengajar, Sri Wulandari akan pulang untuk kembali dengan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga, mulai dari menjemput anak-anaknya sekolah hingga membereskan kebutuhan rumah tangga lainnya.

“Kalau anak-anak ada jadwal les, ya kami antar jemput les itu. Aktivitas selalu ada. Belum lagi aktivitas lingkungan sebagai tanggung jawab sosial kita,” ujar mantan peraih penghargaan pemuda pelopor tingkat nasional bidang pendidikan itu.

Ibu dari Aisyah Wara Prameshine Syam (15) dan Muhammad Wira Omare Syam (12) juga istri dari Syam Al Anshori ini mengaku kadang juga diliputi rasa lelah dengan rutinitasnya itu.

Rasa lelah itu, menurut Sri, muncul saat melihat kondisi rumah yang berantakan saat dia pulang setelah lelah bekerja. Ditambah lagi, belum ada makanan yang terjadi di meja makan.

Namun demikian, Sri juga merasa keluarga kecilnya lah yang senantiasa menjadi penyemangat hingga penghilang rasa penat usai seharian bekerja.

Baca juga: Cerita Ibu Sakdiyah: Dari Stasiun hingga Terminal demi Antarkan 2 Putranya Lulus SMA

Apalagi, Sri mengatakan, keluarganya selalu ada untuk mendukungnya di setiap kesempatan.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau