SIDOARJO, KOMPAS.com - Kegiatan para santri di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, diliburkan sementara usai terjadi insiden ambruknya bangunan mushala tiga lantai.
Suasana asrama putra yang sebelumnya ramai santri berlalu lalang kini tampak hampa. Bangunan mushala yang dulu aktif sebagai tempat ibadah kini rata dengan tanah.
Tidak terlihat aktivitas pembelajaran yang dilakukan santri sejak insiden tersebut. Sebagian santri kembali ke kampung halaman.
Perwakilan Ponpes Al Khoziny, KH. M. Zainal Abidin mengatakan, keputusan kembalinya aktivitas pembelajaran bagi santri belum diputuskan, masih akan dimusyawarahkan oleh seluruh pengurus.
Baca juga: BPBD Jatim Akan Terus Dampingi Pembongkaran Puing-puing Bangunan Mushala Ponpes Al-Khoziny
“Sudah barang tentu nanti akan dimusyawarahkan di keluarga ndalem bagaimana mekanisme untuk tetap menyelenggarakan pendidikan di sini. Apa langkahnya ini masih dalam proses apa memusyawarahkan,” kata Zainal Abidin, Selasa (6/10/2025).
Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat ashar sekitar pukul 15.00 WIB pada Senin (29/9/2025).
Baca juga: Sisa Tragedi Al Khoziny: Mimbar yang Berdiri, Bangunan Rata dengan Tanah, dan Bau Anyir Masih Terasa
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
Dari hasil penanganan runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo selama sepekan berjalan, korban yang terevakuasi sebanyak 171 orang. Korban yang selamat sebanyak 104 orang, sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit terdekat. Korban meninggal dunia sejauh ini berjumlah 67 orang, delapan di antaranya bagian tubuh.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang