SURABAYA, KOMPAS.com - Seluruh pesantren di Indonesia, khususnya Jawa Timur, diminta menggelar shalat gaib untuk para santri korban reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Seruan tersebut disampaikan Ketua Umum Jaringan Kiai dan Santri Nusantara (JKSN) KH Asep Saifudin Chalim pada Kamis (2/10/2025) malam.
"Mari bersama-sama melakukan shalat gaib usai shalat jumat besok, dilanjutkan pembacaan yasin dan tahlil," katanya kepada wartawan.
Baca juga: Cerita Alfatih, Tidur 3 Hari di Bawah Puing Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny
Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto itu juga mengajak seluruh santri mendoakan rekan-rekan sesama santri Ponpes Al Khoziny yang saat ini mengalami luka dan dirawat di rumah sakit, agar segera diberi kesembuhan.
Menurutnya, runtuhnya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah musibah.
"Karena musibah, kita semua harus bersabar," ujarnya.
Baca juga: Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny, BNPB: Tak Ditemukan Tanda Kehidupan Lagi
Dia yakin, para santri yang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut masuk kategori mati syahid.
"Karena sedang menuntut ilmu, Insyaallah mati syahid," ucapnya.
Peristiwa robohnya atap mushala Ponpes Al Khoziny sampai saat ini tercatat menewaskan 5 santri dan puluhan lainnya mengalami luka.
Setelah menunggu hingga hari ketiga, akhirnya disepakati penggunaan alat berat untuk merekontruksi lokasi kejadian karena dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di lokasi kejadian.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memastikan penggunaan alat berat untuk mengevakuasi santri sudah seizin semua pihak, termasuk wali santri.
"Rekontruksi berdasarkan kesepakatan semua pihak termasuk wali santri. Bukan mayoritas ya, tapi semua pihak," kata Khofifah usai menjenguk santri korban reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).
Menurutnya, sebelum rekontruksi menggunakan alat berat, digelar pertemuan yang dipimpin Kepala BNPB, Basarnas, semua wali santri, pihak pesantren hingga BPBD Jatim.
"Jadi tadi setelah salat zuhur persis dimulai operasional alat berat dan rekontruksi setelah semua pihak sepakat," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang