SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 2 korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) meninggal dunia di RSUD RT Notopuro. Dengan demikian, total korban meninggal dunia menjadi 3 orang.
Total korban yang dibawa ke RSUD Notopuro mencapai 40 orang, dengan rincian 38 luka dan 2 meninggal dunia.
"40 anak santri yang sudah kita rawat. Dari itu 30 rawat jalan, semestinya masih sakit tapi sudah bisa dibawa pulang," kata Direktur Utama RSUD Notopuro, Dokter Atok Irawan, saat dikonfirmasi, Selasa (30/9/2025).
Baca juga: Sebagian Besar Korban Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Telah Dipulangkan dari RS
Adapun 2 korban meninggal tersebut yakni Mochammad Mashudulhaq (14), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, dan Muhammad Soleh (22) asal Bangka Belitung.
Sebelumnya, satu korban dilaporkan meninggal dunia lebih dulu, yakni Alvan Ibrahimavic (14) asal Kampung Tangkel, Desa Lomaer, Kecamatan Blega.
"Kemudian yang 8 sekarang rawat inap, yang 2 orang lagi meninggal dunia pukul 07.30 WIB sama 09.30 WIB, gantian meninggalnya di zona merah IGD, belum sempat dirawat," ucap dia.
Atok mengungkapkan, pihaknya sudah menerjunkan ambulans beserta tim medis di sekitar lokasi kejadian.
Hal tersebut untuk mempermudah proses evakuasi korban ke rumah sakit.
"Dokter bedah yang kita kirim untuk bedah 2 orang, anestesi 1 orang. Kemudian juga ada stand by di sini juga dan dokter bedah 2 orang, tadi malam stand by di sini perawatan juga," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny yang terletak di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Kejadian ini menimpa sejumlah santri yang sedang melaksanakan shalat ashar berjemaah, dan saat ini beberapa santri dilaporkan masih terjebak di balik reruntuhan.
Setelah insiden tersebut, area pondok pesantren dipenuhi warga dan para wali santri yang terlihat panik dan cemas.
Beberapa di antara mereka terlihat masuk ke dalam area Ponpes sambil menangis, mencari informasi mengenai santri yang terjebak.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang