Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub Kota Malang Anggap Wajar Penolakan Angkot Terhadap Transjatim, Akui Sosialisasi Belum Merata

Kompas.com, 21 September 2025, 13:43 WIB
Nugraha Perdana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menanggapi aksi penolakan para pengemudi angkutan kota (angkot) terhadap rencana operasional bus Transjatim.

Ia menilai reaksi tersebut sebagai dinamika yang wajar lantaran sosialisasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menjadi penanggung jawab program belum dilakukan secara masif.

Baca juga: Rencana Pembukaan Transjatim Malang Raya Ditolak Sopir Angkot, Ini Kata Dishub

"Mengenai penolakan itu bagian dari hal yang wajar, dinamika. Apabila seseorang belum ada informasi lengkap, maka wajar itu ada istilah penolakan," ujar Widjaja Saleh Putra pada Minggu (21/9/2025).

Hal ini menanggapi adanya penolakan yang dilakukan Forum Komunikasi Paguyuban Angkot Kota Malang di gedung DPRD pada Senin (15/9/2025).

Widjaja mengakui bahwa sosialisasi terkait program Transjatim dari pihak Pemprov Jatim memang belum dilakukan secara masif dan terbuka. Ia menyebut, proses yang berjalan saat ini masih dalam tahap pengumpulan data oleh Dishub Provinsi Jawa Timur.

"Dari Transjatim (Dishub Jatim) itu belum melakukan sosialisasi secara masif, ya terbuka ya. Mereka masih melakukan sosialisasi, apa namanya, masih pengumpulan data begitu," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa program ini merupakan wewenang penuh Pemprov Jatim, sehingga tanggung jawab sosialisasi berada di pundak mereka.

"Ya, karena itu programnya provinsi Jawa Timur," kata Widjaja.

Meskipun demikian, Dishub Kota Malang tidak tinggal diam. Widjaja menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki skema-skema internal hasil kajian untuk pengembangan transportasi publik di Kota Malang.

Pihaknya akan terus memantau perkembangan rencana Transjatim dan memastikan adanya sinergi antara program provinsi dengan kebijakan di tingkat kota.

"Kita lihat perkembangannya nanti, penerapan Transjatim bagaimana, kami nanti ikutin. Karena kami juga sama-sama dengan angkutan kota juga sudah punya skema-skema hasil kajian kita," tambahnya.

Widjaja optimistis bahwa akan ada solusi terbaik dari polemik ini. Menurutnya, pembahasan mengenai teknis pelaksanaan dan kesepakatan dengan berbagai pihak, termasuk pengemudi angkot, masih terus berlangsung antara pemerintah kota dan provinsi.

"Soal bagaimana treatmentnya, bagaimana kesepakatannya, ini masih berlangsung terus dengan di provinsi Jawa Timur. Saya yakin Transjatim ini akan dapat solusi," pungkasnya.

Baca juga: Transjatim Koridor VII Lamongan-Paciran Diluncurkan Oktober, Ini Rute dan Waktu Tempuhnya

Sebelumnya diberitakan, rencana Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk mengoperasikan bus Trans Jatim salah satunya di Kota Malang mendapat penolakan keras dari para pengemudi angkutan kota (angkot).

Mereka menilai kebijakan ini akan mematikan total mata pencaharian yang selama ini sudah terhimpit oleh persaingan dengan transportasi online.

Forum Komunikasi Paguyuban Angkot Kota Malang, yang menaungi 15 jalur trayek, secara bulat menyuarakan penolakan ini.

Ketua Forum, Stefanus Hari Wahyudi, menyatakan bahwa keputusan ini bersifat final dan tidak dapat ditawar. Dikatakannya, sikap tegas tersebut disampaikan langsung saat mereka mendatangi gedung DPRD Kota Malang pada Senin (15/9/2025) sore untuk memperjuangkan nasib mereka.

"Kami dari semua jalur sudah satu suara untuk menolak operasional Trans Jatim. Ini adalah harga mati," kata Stefanus, Selasa (16/9/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau