Salin Artikel

Dishub Kota Malang Anggap Wajar Penolakan Angkot Terhadap Transjatim, Akui Sosialisasi Belum Merata

MALANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menanggapi aksi penolakan para pengemudi angkutan kota (angkot) terhadap rencana operasional bus Transjatim.

Ia menilai reaksi tersebut sebagai dinamika yang wajar lantaran sosialisasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menjadi penanggung jawab program belum dilakukan secara masif.

"Mengenai penolakan itu bagian dari hal yang wajar, dinamika. Apabila seseorang belum ada informasi lengkap, maka wajar itu ada istilah penolakan," ujar Widjaja Saleh Putra pada Minggu (21/9/2025).

Hal ini menanggapi adanya penolakan yang dilakukan Forum Komunikasi Paguyuban Angkot Kota Malang di gedung DPRD pada Senin (15/9/2025).

"Dari Transjatim (Dishub Jatim) itu belum melakukan sosialisasi secara masif, ya terbuka ya. Mereka masih melakukan sosialisasi, apa namanya, masih pengumpulan data begitu," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa program ini merupakan wewenang penuh Pemprov Jatim, sehingga tanggung jawab sosialisasi berada di pundak mereka.

"Ya, karena itu programnya provinsi Jawa Timur," kata Widjaja.

Meskipun demikian, Dishub Kota Malang tidak tinggal diam. Widjaja menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki skema-skema internal hasil kajian untuk pengembangan transportasi publik di Kota Malang.

Pihaknya akan terus memantau perkembangan rencana Transjatim dan memastikan adanya sinergi antara program provinsi dengan kebijakan di tingkat kota.

"Kita lihat perkembangannya nanti, penerapan Transjatim bagaimana, kami nanti ikutin. Karena kami juga sama-sama dengan angkutan kota juga sudah punya skema-skema hasil kajian kita," tambahnya.

Widjaja optimistis bahwa akan ada solusi terbaik dari polemik ini. Menurutnya, pembahasan mengenai teknis pelaksanaan dan kesepakatan dengan berbagai pihak, termasuk pengemudi angkot, masih terus berlangsung antara pemerintah kota dan provinsi.

"Soal bagaimana treatmentnya, bagaimana kesepakatannya, ini masih berlangsung terus dengan di provinsi Jawa Timur. Saya yakin Transjatim ini akan dapat solusi," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, rencana Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk mengoperasikan bus Trans Jatim salah satunya di Kota Malang mendapat penolakan keras dari para pengemudi angkutan kota (angkot).

Mereka menilai kebijakan ini akan mematikan total mata pencaharian yang selama ini sudah terhimpit oleh persaingan dengan transportasi online.

Forum Komunikasi Paguyuban Angkot Kota Malang, yang menaungi 15 jalur trayek, secara bulat menyuarakan penolakan ini.

Ketua Forum, Stefanus Hari Wahyudi, menyatakan bahwa keputusan ini bersifat final dan tidak dapat ditawar. Dikatakannya, sikap tegas tersebut disampaikan langsung saat mereka mendatangi gedung DPRD Kota Malang pada Senin (15/9/2025) sore untuk memperjuangkan nasib mereka.

"Kami dari semua jalur sudah satu suara untuk menolak operasional Trans Jatim. Ini adalah harga mati," kata Stefanus, Selasa (16/9/2025).

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/21/134302778/dishub-kota-malang-anggap-wajar-penolakan-angkot-terhadap-transjatim-akui

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com