Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fragmen Arca Ganesha Koleksi Museum Kediri Masih Hilang, Pengembalian Bisa Hubungi Nomor Ini

Kompas.com, 4 September 2025, 10:17 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Fragmen Arca Ganesha koleksi Museum Bhagawanta Bhari Kabupaten Kediri, Jawa Timur, hingga kini masih belum ditemukan.

Seperti diketahui, koleksi Museum Bhagawanta Bhari banyak yang hilang setelah museum itu dirusak oleh kelompok orang saat berlangsung aksi massa pada 30 Agustus 2025.

Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Kediri, Eko Priyatno memastikan, laporan penemuan patung maupun benda yang diduga kuno yang sempat viral di media sosial sejauh ini dipastikan bukan mengarah pada arca yang hilang.

Baca juga: Pasca-kerusuhan Aksi Massa di Kediri, Polisi Tetapkan Tersangka Penghasutan

“Saya pastikan yang dikembalikan di Polresta itu bukan arca yang hilang. Itu arca baru. Sedangkan yang hilang adalah benda cagar budaya berbentuk fragmen arca Ganesha,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).

Sejauh ini, masih kata Eko, selain soal pengembalian patung yang viral di media sosial itu, pihaknya juga banyak menerima laporan penemuan dari sejumlah tempat.

“Sebelumnya juga ada kabar dari Kecamatan Mojo maupun Kecamatan Banyakan yang menemukan arca, tapi setelah kami cek bukan Arca Ganesha yang hilang,” lanjut Eko yang juga seorang arkeolog ini.

Baca juga: Fadli Zon Minta Polisi Cari Koleksi Museum Bagawanta Kediri yang Dijarah

Pihaknya mengimbau dan meminta bantuan masyarakat untuk tetap melaporkan setiap penemuan barang-barang yang diduga purbakala, atau mengembalikannya jika merasa telah mengambil arca tersebut.

Bupati Kediri, Jawa Timur, Hanindhito Himawan Pramana juga meminta siapa pun pelakunya yang telah membawa kabur artefak museum Bhagawanta Bhari untuk mengembalikannya.

“Ini yang saya harapkan kalau ada yang sadar, karena ini benda bersejarah, mohon bagi oknum yang kemarin ambil kembalikan ke Pemkab,” kata Hanindhito Himawan dalam kesempatan sebelumnya.

Bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini menambahkan, artefak tersebut menurutnya adalah peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya bagi generasi mendatang. Sehingga, sudah selayaknya dikembalikan kepada pemerintah.

Selain itu, perusakan museum itu sendiri menurutnya merupakan perbuatan yang tidak seharusnya terjadi. Museum harus dilindungi karena merawat warisan sejarah dan budaya.

“Kami berharap bagaimana itu bisa kembali.” tandas Mas Dhito.

Pihaknya juga telah membuka jalur layanan pengaduan untuk pengembalian artefak fragmen Arca Ganesha tersebut, yakni bisa langsung diserahkan ke kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan atau menghubungi hotline 08122951510.

Perusakan museum itu sebelumnya juga mendapat kecaman dan mengundang keprihatinan dari sejumlah kalangan.

Pamong Budaya sekaligus aktivis budaya dan sejarah Kediri, Novi Bahrul Munib, mengatakan, perjuangan untuk keadilan sosial dan ekonomi adalah perjuangan yang mulia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau