Namun, perjuangan itu akan kehilangan kemuliaannya saat ia mengorbankan aset tak ternilai lainnya.
“Yaitu warisan budaya dan sejarah,” ujar Novi.
Eko Priyatno menjelaskan, secara fisik fragmen Arca Ganesha itu tampak tidak bernilai karena bentuknya yang sudah tidak begitu lengkap.
Namun, secara historis maupun arkeologis, fragmen yang ditemukan di Situs Candi Babadan di Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah pada ekskavasi tahun 2009 itu merupakan kepingan kunci.
Yakni, kunci utama yang bisa menjawab teka-teki fungsi dan keberadaan dari situs Babadan.
“Bahwa Situs Babadan itu berorientasi atau berlatar belakang agama Hindu. Itu diketahui dari fragmen arca Ganesha itu. Jadi penemuan fragmen arca Ganesha itu cukup penting sekali konteksnya,” kata Eko.
Adapun Situs Babadan diduga merupakan peninggalan era Kerajaan Kediri Kuno di abad 11 masehi. Lokasinya berada di arah selatan Situs Tondowongso di kecamatan yang sama. Sehingga, keberadaannya diduga masih terkait dengan Tondowongso.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang