KEDIRI, KOMPAS.com - Aktivitas belajar mengajar di Kota Kediri, Jawa Timur, kembali berjalan normal dengan mulai beroperasinya satuan pendidikan serta masuknya para siswa ke sekolah masing-masing.
Pembelajaran sebelumnya sempat dialihkan ke dalam jaringan (daring) menyusul situasi terjadinya kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (30/8/215) malam.
Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Kediri saat itu mengeluarkan instruksi bahwa pembelajaran online akan berlangsung dari 1 hingga 4 September 2025 untuk seluruh satuan pendidikan, mulai dari PAUD hingga sekolah menengah pertama.
Instruksi itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 400.3.5/2148/419.109/2025 tentang Pelaksanaan Pembelajaran Secara Daring di Satuan Pendidikan Tanggal 1 sampai dengan 4 September 2025.
Baca juga: Pasca-kerusuhan, Polisi Kediri Amankan 191 Orang, 52 di Antaranya Jadi Tersangka
Kini, Disdik telah mencabut instruksi itu melalui surat edaran terbarunya, yakni Surat Edaran Nomor 400.3.5/2168/419.109/2025.
Dengan demikian, pembelajaran di sekolah mulai efektif pada Selasa (2/9/2025).
“Hal tersebut dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terkait perkembangan situasi dan kondisi Kota Kediri yang telah kondusif dan aman,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, Moh Anang Kurniawan, Selasa (2/3/2025).
Pihaknya juga merilis sejumlah kebijakan yang bersifat antisipatif dan keamanan bagi para peserta didiknya, mulai dari memperketat pengawasan peserta didik, terutama jenjang SMP, terkait penggunaan gadget untuk bermedia sosial hingga aktivitas peserta didik di luar jam sekolah.
Untuk pembelajaran informal luar sekolah seperti bimbingan belajar (bimbel), Disdik telah berkoordinasi dengan lembaga penyelenggara bimbel untuk sementara waktu beroperasi daring.
“Untuk ekskul masih tetap berjalan tetapi kita batasi jamnya," kata mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan ini.
Baca juga: Polres Kediri Tetapkan 28 Tersangka dalam Penjarahan Kantor Pemkab dan DPRD, 14 Masih di Bawah Umur
Anang juga mengimbau orangtua atau wali murid untuk melaporkan posisi dan aktivitas yang sedang dilakukan putra-putrinya kepada wali kelas setiap pukul 20.00 melalui platform WhatsApp, serta melakukan antar jemput guna memastikan anak pulang tepat waktu.
Sejumlah kebijakan serta dukungan dari semua pihak diharapkan dapat mewujudkan Kota Kediri yang aman dan damai, sehingga aktivitas belajar mengajar bisa berjalan dengan normal.
“Tim juga turun memantau ke sekolah-sekolah jika mendapati siswa yang tidak masuk agar dipastikan keberadaannya kepada orangtuanya,” ujar Anang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang