BANGKALAN, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mencatat, selama 7 bulan, terhitung sejak Januari hingga Juli 2025, terdapat 46 kasus campak. Satu di antaranya meninggal dunia.
"Sampai Juli kemarin, jumlahnya mencapai 46 yang positif. Untuk kematian ada satu," kata Kepala Dinas Kesehatan, Nur Hotibah, Senin (25/8/2025).
Sedangkan, jumlah suspek campak mencapai 397 orang.
Baca juga: KLB Campak di Sumenep, 17 Anak Meninggal, Vaksinasi Dimulai
Meski begitu, kasus campak di Bangkalan telah ditangani. Saat ini belum ada pasien campak yang masih dirawat.
Menurutnya, kasus campak berat yang dialami pasien mayoritas merupakan pasien yang belum mendapatkan imunisasi. Sehingga, tubuh pasien tidak memiliki perlindungan terhadap serangan campak tersebut.
"Apabila pasien yang sudah dapat imunisasi terkena campak, maka gejala tidak akan seberat pasien yang belum imunisasi," jelasnya.
Baca juga: Korban Meninggal Campak di Sumenep Dapat Santunan Rp 10 Juta per Anak
Upaya pencegahan sudah ia sampaikan melalui sosialisasi langsung di tiap Posyandu dan juga media sosial. Termasuk juga ciri-ciri serta upaya penanganan awal saat anak mengalami gejala campak.
Ia mengimbau agar para orangtua aktif untuk membawa anak-anaknya imunisasi agar antibodi anak mampu menahan serangan berbagai penyakit.
"Anak-anak bisa mendapatkan imunisasi dasar lengkap di posyandu dan para orangtua harus aktif membawa anak-anak untuk imunisasi," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang