Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kafe di Jalan Tunjungan Surabaya Keluhkan Sepi Pengunjung, Ini Respons Eri Cahyadi

Kompas.com, 20 Agustus 2025, 21:00 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi merespons perihal sejumlah pemilik usaha di Jalan Tunjungan yang mengeluhkan sepi pembeli setelah parkir di tepi Jalan Tunjungan ditertibkan.

Eri mengatakan, tidak semua tempat usaha melakukan protes mengenai penghapusan parkir di tepi Jalan Tunjungan. Menurutnya, kondisi Jalan Tunjungan saat ini juga masih ramai pengunjung.

"Kalau itu tidak semuanya (pengusaha di Jalan Tunjungan melakukan protes) ya. Bahkan Jalan Tunjungan masih tetap ramai," kata Eri di Balai Kota Surabaya, Rabu (20/8/2025).

Baca juga: Toko-toko Sepi, Dishub Surabaya Berencana Buka Kantong Parkir Baru di Sekitar Jalan Tunjungan

Selain itu, Eri mendapatkan informasi sejumlah pengusaha merasa omzetnya mengalami kenaikan. Dengan demikian, mereka tidak protes ketika tempat parkir di jalan umum ditiadakan.

"Ketika bertemu dengan banyak pengusaha, masih buka semua. Bahkan ada seruan seperti itu (penghapusan parkir jalan umum) tetap buka, karena merasa omzetnya sama bahkan lebih," jelasnya.

Baca juga: Sepi Pengunjung, Toko di Jalan Tunjungan Pasang Stiker Save Tunjungan

Sedangkan, kata Eri, sudah banyak tempat parkir resmi yang masih dekat dengan restoran maupun kafe di sekitar Jalan Tunjungan. Seluruhnya, tidak ada yang ada di tepi jalan umum.

"Jangan khawatir kalau parkir, parkirnya tambah akeh (banyak), onok (ada) di sebelah Siola, di dalam Siola, bekas Kantor BPN, ada banyak titik yang sudah kita siapkan, tidak jauh," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah tempat usaha di Jalan Tunjungan memasang stiker bernada protes di depan tokonya. Hal tersebut dampak dari sepinya pengunjung usai parkir tepi jalan ditertibkan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, terlihat ada beberapa tempat usaha makanan dan minuman di sepanjang Jalan Tunjungan yang memasang stiker berwarna dasar kuning tersebut.

Sejumlah stiker tersebut tampak sengaja dipasang di pintu masuk tempat usaha. Beberapa stiker itu bertuliskan 'Save Tunjungan' dan 'Satu Tujuan, Satu Tunjungan'.

Menanggapi hal tersebut, salah satu pegawai toko, Maria mengatakan, stiker tersebut ditempelkan pada Minggu (17/8/2025). Hal tersebut sebagai aksi protes pemilik usaha terkait sepinya pengunjung.

Maria mengungkapkan, tokonya menjadi lebih sepi setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memutuskan untuk menghilangkan tempat parkir yang berada di tepi Jalan Tunjungan.

"Pengaruh ke penjualan, soalnya kan parkir mobilnya jadi jauh. Kalau (parkir di dekat) Fork ini penuh, jatuhnya ke sana pojok (Mall Pelayanan Publik Siola)," kata Maria di tokonya, Selasa (19/8/2025).

Padahal, kata Maria, para pelangannya didominasi oleh pengendara mobil. Dengan demikian, mereka mengeluh karena harus berjalan jauh dari tempat parkir di Mal Pelayanan Publik Siola.

"Terdampaknya ini per 15 Juli 2025, akhir-akhir Juli itu lumayan kerasa karena tiba-tiba enggak boleh parkir. (Penurunan) lumayan hampir 40-50 persen, kalau siang terasa, apalagi minggu," jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau