Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Terminal Arjosari: Jupang Liar Sering Getok Pungli Sopir Bus Rp 3.000-Rp 10.000 per Jupang

Kompas.com, 7 Juli 2025, 13:16 WIB
Nugraha Perdana,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Praktik pungutan liar (pungli) oleh juru panggil penumpang (jupang) liar yang selama ini meresahkan sopir bus di Terminal Arjosari, Malang, akhirnya diberantas.

Pihak terminal memastikan tidak ada lagi ruang bagi para jupang liar tersebut untuk beroperasi setelah dilakukan penertiban intensif sejak akhir Juni 2025.

Baca juga: Lega Jupang Liar di Terminal Arjosari Ditertibkan, Penumpang: Suka Sebal kalau Dipaksa Naik Bus

Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, mengambil langkah tegas untuk menertibkan jupang liar yang membebani para sopir bus.

Ia memastikan jupang liar yang selama ini menyasar sopir bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di Terminal Arjosari, Malang, kini telah berakhir.

Sebelum penertiban, setiap sopir bus AKDP terpaksa mengeluarkan uang antara Rp 3.000 hingga Rp 10.000 untuk setiap jupang liar yang berhasil menaikkan penumpang.

"Jumlahnya variatif, tergantung berapa penumpang yang didapatkannya. Ada yang Rp 3.000, Rp 5.000, sampai Rp 10.000," kata Mega.

Baca juga: Imbas Penganiayaan Perwira TNI AL, Kepala Terminal Arjosari: Jupang-Mandor Tak Kantongi Surat Tugas Silakan ke Luar

Mega menjelaskan, pungutan tersebut dibayarkan sesaat sebelum bus berangkat.

Dengan jumlah jupang liar yang sebelumnya bisa mencapai belasan hingga puluhan orang dan beroperasi dalam sistem sif.

Beban finansial yang ditanggung para sopir bus setiap harinya menjadi sangat signifikan.

"Bisa dibayangkan kalau sehari (satu bus) harus memberi berapa untuk jupang liar," tegasnya.

Baca juga: Dampak Pengeroyokan Perwira TNI AL, Jupang dan Mandor Tak Punya Surat Tugas Resmi Dilarang Beroperasi di Terminal Arjosari

Menindaklanjuti kondisi tersebut, pihak Terminal Arjosari memulai menertibkan dan melakukan pendataan intensif sejak 22 Juni 2025.

Hasilnya, kini tidak ada lagi ruang bagi jupang liar untuk beroperasi di dalam area terminal.

"Jupang liar sudah hampir tidak ada, bahkan saya pastikan tidak ada lagi. Saat ini, semua jupang dan mandor yang ada di dalam terminal adalah resmi dari perusahaan otobus (PO) dan dapat dibuktikan melalui surat tugas," jelas Mega.

Menurutnya, penertiban ini merupakan langkah untuk menciptakan ekosistem pelayanan yang lebih teratur dan profesional.

"Fokus saya menertibkan mandor dan jupang adalah agar pelayanan di dalam terminal bisa lebih maksimal dan terarah," ujarnya.

Baca juga: Tiga Terduga Pengeroyok Perwira TNI AL di Terminal Arjosari Malang Diamankan, Mandor Jupang Diburu

Saat ini, terdapat 45 jupang dan mandor resmi yang terdata dari berbagai PO.

Sebagai identitas, mereka telah dibekali kartu pengenal dari perusahaannya masing-masing.

Ke depan, pihak terminal juga telah meminta perusahaan untuk menyediakan identitas yang lebih mudah dikenali publik, seperti rompi khusus.

"Sudah saya minta, masih butuh waktu," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau