MALANG, KOMPAS.com - Tiga orang terduga pelaku pengeroyokan terhadap anggota Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) Lantamal V Surabaya, Letda Laut (PM) Abu Yamin, telah diamankan di Terminal Arjosari, Kota Malang.
Aparat gabungan kini sedang memburu pelaku lain yang terlibat, termasuk seorang mandor yang diduga memimpin aksi tersebut.
Ketiga pelaku yang ditangkap berinisial MA, DS, dan MNH, yang diketahui berprofesi sebagai juru panggil penumpang (jupang) di lingkungan terminal.
Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, mengonfirmasi penangkapan tersebut.
"Info dari lapangan, pelakunya diduga merupakan jupang. Namun, kami masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan tidak ada pihak luar yang terlibat," ujar Mega pada Senin (30/6/2025).
Pasca-kejadian, aparat gabungan segera turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan dan memburu para pelaku lainnya.
Selain tiga orang yang telah diamankan, petugas kini mengintensifkan pengejaran terhadap pelaku lain, termasuk seorang pria bernama Takim yang disebut-sebut sebagai mandor para jupang tersebut.
Mega menegaskan bahwa penanganan kasus ini dilakukan secara sinergis antara pihak Kepolisian dan internal TNI AL.
"Kasus ini ditangani bersama oleh Kepolisian dan Pomal (Polisi Militer TNI Angkatan Laut). Tiga orang sudah diamankan, sementara yang lain masih dalam pengejaran," katanya.
Saat ini, ketiga terduga pelaku telah diamankan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut, sementara tim gabungan terus bekerja di lapangan untuk menangkap seluruh pihak yang terlibat dalam insiden tersebut.
Sebelumnya, seorang perwira aktif TNI Angkatan Laut menjadi korban pengeroyokan brutal di Terminal Arjosari, Kota Malang pada Kamis (26/6/2025) malam.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka parah di bagian wajah dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Mega Perwira Donowati juga membenarkan insiden tersebut.
Menurutnya, peristiwa pengeroyokan terjadi sekitar pukul 19.30 WIB, yang diawali sebuah cekcok yang penyebab pastinya masih belum diketahui.
"Kronologi awal secara garis besar diawali dengan cekcok. Namun, pemicu cekcok itu masih belum kami ketahui secara pasti," ujar Mega saat diwawancarai, Jumat (27/6/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang