SURABAYA, KOMPAS.com - Ancaman bom yang ditujukan kepada pesawat Saudia Airlines yang membawa jemaah haji asal Kabupaten Jember diduga dari negara India.
Pesawat Saudi Airlines yang membawa 376 jemaah haji Debarkasi Surabaya kloter 33 asal Kabupaten Jember itu mendarat darurat di Bandara Kualanamu Medan, Sabtu (21/6/2025) sekitar pukul 09.27 WIB karena ancaman bom.
Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Sugiyo mengatakan bahwa ancaman tersebut diduga berasal dari akun Sinai Bombay India.
“Ini dalam penyelidikan pemerintah karena akun yang digunakan berasal dari Sinai Bombay India,” kata Sugiyo, Sabtu (21/6/2025).
Baca juga: Tak Tahu soal Ancaman Bom, Penumpang Saudia Airlines: Katanya Cuma Penyakit Pesawat Saja
Menurut dia, pola teror yang diterima pesawat Saudia Airlines nomor SVA 5688 rute Jeddah-Muscat-Surabaya ini hampir sama dengan teror sebelumnya.
Jemaah haji asal Depok tujuan Jakarta, Selasa (17/6/2025) lalu menerima teror serupa yakni melalui surat elektronik atau email.
Kendati demikian, PPIH Debarkasi Surabaya enggan berspekulasi lebih jauh karena ancaman ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut oleh pemerintah dan pihak terkait.
“Belum ketemu motifnya apa. Pemerintah juga menggandeng FBI juga untuk menyelidiki permasalahan ini,” katanya.
Namun, Sugiyo menegaskan bahwa semua jemaah haji Kabupaten Jember tersebut kini dalam kondisi sehat dan aman.
Baca juga: Pesawat Saudia Airlines Dapat Ancaman Bom, Prajurit TNI Diturunkan Bantu Sterilisasi
Mereka akan menginap sehari di Medan dan akan diterbangkan lagi ke Bandara Juanda pada Minggu (22/6/2025) dini hari nanti.
Sebelumnya, menjelang tiba di Tanah Air, Maskapai Saudi Arabia Airliness yang membawa jemaah haji Debarkasi Surabaya Kloter 33 asal Jember terpaksa mendarat di Bandara Kualanamu Medan, Sabtu (22/6/2025) sekitar pukul 09.27 WIB.
Seharusnya, pesawat yang membawa 376 jemaah haji asal Kabupaten Jember tersebut mendarat di Bandara Internasional Juanda hari ini pukul 11.30 WIB.
Pesawat tersebut terpaksa mendarat di Medan karena adanya ancaman bom dari orang tak dikenal melalui surat elektronik yang diterima petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC).
Kemudian diteruskan ke Kuala Lumpur ATC. Kuala Lumpur ATC langsung menyampaikan ke pilot lalu meminta melakukan pendaratan darurat di Kualanamu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang