Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk Diparkir Menyilang Saat Demo Regulasi ODOL Picu Kemacetan di Perbatasan Blitar-Malang

Kompas.com, 19 Juni 2025, 19:44 WIB
Asip Agus Hasani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Aksi solidaritas sopir truk Blitar, Jawa Timur, pada Kamis (19/6/2025) berlangsung di dua titik lokasi di wilayah Kabupaten Blitar bagian barat dan bagian timur.

Di wilayah Blitar bagian timur, persisnya di Jalan Nasional yang ada di wilayah Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, puluhan sopir sempat memarkir menyilang jalan guna memblokir jalan sekitar pukul 11.00 WIB.

Aksi tersebut sempat mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang di wilayah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Malang itu. 

Apalagi, saat ini sedang musim giling tebu sehingga truk-truk pengangkut tebu ikut menambah panjang kemacetan.

Baca juga: Demo Tolak Aturan ODOL, Sopir Truk di Trenggalek Sempat Tutup Jalan Utama

Tak lama kemudian, personel Satuan Lantas Polres Blitar tiba dan meminta para sopir peserta aksi untuk membuka blokir jalan.

Koordinator aksi, Heru, mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk dukungan dari para sopir angkutan barang dari wilayah Blitar terhadap aksi penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mengatur kapasitas angkut berlebih atau over dimension over loading (ODOL).

“Ya kami akan ikut solidaritas aksi ini sampai RUU yang digodok bisa diterima seluruh sopir angkutan barang di seluruh Indonesia,” ujar Heru kepada awak media.

Heru mengatakan bahwa para sopir di Blitar berencana menggelar aksi serupa selama tiga hari ke depan meskipun aksi hanya berlangsung dalam beberapa jam saja setiap harinya.

Ia membenarkan bahwa peserta aksi sempat menutup jalan dengan memarkir truk menyilang di jalan.

Baca juga: Demo Protes Kebijakan soal ODOL, Sopir Truk di Brebes Sweeping Truk yang Melintas

Kata Heru, aksi blokir jalan tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian pemerintah.

Heru juga menyerukan kepada semua sopir di Blitar untuk mendukung aksi tersebut dan untuk sementara waktu tidak beroperasi.

Lebih jauh, Heru mengatakan bahwa penertiban terhadap kapasitas angkut kendaraan angkutan barang harus diberlakukan secara menyeluruh tanpa merugikan salah satu pihak.

“Harus ada penetapan ongkos yang baku sehingga tidak merugikan sopir truk atau tidak memaksa sopir truk mengangkut melebihi daya angkut demi mengejar ongkos yang memadai,” kata dia. 

Sementara itu, aksi serupa terjadi di wilayah Blitar barat, persisnya di Simpang Empat Togokan, Kecamatan Srengat, dan diikuti oleh puluhan sopir truk.

Meski tidak melakukan aksi blokir jalan, aksi tersebut menimbulkan penumpukan kendaraan dari dua arah akibat terjadinya pelambatan arus lalu lintas di lokasi aksi.

Aksi sopir truk di dua lokasi di wilayah Kabupaten Blitar itu bubar sekitar pukul 15.00 WIB.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau