TULUNGAGUNG, KOMPAS.com - Dugaan keracunan massal terjadi di Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, setelah kegiatan posyandu, Kamis (19/06/2025).
Sebanyak 56 warga dilaporkan mengalami sakit setelah mengonsumsi makanan tambahan berupa soto yang dibagikan saat kegiatan posyandu di Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Kejadian bermula saat kegiatan posyandu di Pos 1, Desa Wonorejo, pada Senin (16/06/2025) pagi.
Baca juga: Memanipulasi Label Kedaluarsa, Terdakwa Keracunan Massal di Kediri Divonis Penjara 1 Tahun
Setelah kegiatan, makanan tambahan berupa soto yang dikemas dalam plastik mika dibagikan kepada peserta.
Sebagian dari makanan tersebut kemudian dikonsumsi di rumah oleh peserta dan keluarganya.
Gejala yang dialami oleh para korban beragam, mulai dari mual, pusing, muntah, dan diare.
Sebagian besar korban kini menjalani rawat jalan di rumah, sedangkan sebagian lainnya masih dirawat di rumah sakit atau klinik.
"Hasil pendataan, dari total sementara, yang menerima makanan tersebut ada 63 orang, kemudian yang mengalami sakit 56 orang," kata Kapolsek Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur, Iptu Mohamad Anshori di lokasi posyandu, Kamis (19/06/2025).
Dari 56 orang yang sakit, empat orang di antaranya masih menjalani perawatan medis, yang terdiri dari tiga balita dan satu lansia.
Baca juga: 19 Siswi dan 2 Guru SMA Pesantren Peradaban Tasikmalaya Keracunan Cilok Buatan Sendiri
Dua dirawat di layanan kesehatan Boyolangu Tulungagung dan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Iskak Tulungagung ada dua orang.
Korban yang terdampak terdiri dari 21 balita dan 42 dewasa.
Kepolisian setempat telah mengambil tindakan mendatangi lokasi, melakukan pendataan, serta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menyelidiki penyebab utama dugaan keracunan tersebut.
"Dari lokasi kami mengamankan sisa makanan soto yang akan diuji laboratorium," ujar Anshori.
Makanan tambahan yang berupa soto, yang di dalamnya terdapat telur, ayam, dan kuah soto, diberikan secara rutin pada setiap kegiatan posyandu sebagai bagian dari program pemerintah untuk meningkatkan gizi anak-anak.
Pihak penyedia makanan berasal dari masyarakat setempat, tetapi bukan dari pihak penyelenggara kegiatan posyandu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang