Anggap Ular Pitonnya Bagian Keluarga, Ipunk Bahkan Tidur Bareng Si Jono yang Dirawatnya dari Seukuran Spidol

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Tiada hari tanpa Jono. Itulah keseharian Moh Syaiful Ramadhan (46), warga Jalan Asta Barat, Kelurahan Bugih, Pamekasan di samping aktivitasnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.

Jono merupakan hewan peliharannya, yakni ular piton jenis Molurus albino. Ular berukuran empat meter itu dipeliharanya sejak sepanjang spidol.

Pria yang akrab disapa Ipunk Pan Nadhief ini terlihat sangat dekat dengan Jono. Gerak-gerik si ular sudah dipahaminya.

Sang ular diberi nama Jono karena jenis kelaminnya jantan. Warnanya putih dengan belang kuning cerah.

Baca juga: Miki dan Laksmi, Cerita Persahabatan Manusia dan Ular Berkeliling di Taman Kota Surabaya

Kulitnya halus mempesona. Tak jarang, tetangga berkunjung hanya untuk melihat Jono si ular lunak itu.

Kepalanya mungil dan mata merahnya terlihat cantik, seolah bertolak belakang dengan jenis kelaminnya yang jantan.

"Ini adalah salah satu sahabat saya. Teman saat di rumah bersama keluarga," ucap Ipunk, Kamis (12/6/2025).

Tidak hanya dia, istri dan anak-anaknya sudah bersahabat dengan Jono sejak kecil.

Ipunk tidak hanya rutin bermain dengan Jono, ia bahkan kerap tidur bersama dalam satu ranjang.

Setiap tiga hari sekali, ular dimandikan dan dijemur selama 15 menit. Selain Jono, ia memelihara beberapa ekor ular lain, yakni seekor piton albino yang diberi nama Joni, retic het premium, dan ball phyton.

Jono dibelinya dari seorang sahabat sehobi pada 2000. Dia dikenalkan pertama kali dengan piton jenis Molurus albino.

Dua ekor ular dililitkan ke tubuhnya untuk menguji adrenalin. Saat itu, ia takut, khawatir, dan berteriak sekerasnya.

"Saya awalnya paling takut dengan ular. Saat itu, teman saya sengaja melakukan terapi dan edukasi tubuh saya mengenal ular, sejak itu saya tertarik," katanya.

Baca juga: Lewat Perminan Ular Tangga Manusia, GENRE Jatim Edukasi Dampak Buruk Medsos

Berselang dua hari, Jono dimahar dengan seharga Rp 3,5 juta. Saat itu, Jono masih berukuran tidak lebih dari 15 sentimeter.

Sejak itu, ular yang terkadang disebut sanca albino tersebut dirawat Ipunk. Pakan yang diberikan kepada Jono kadang kelinci atau kepala ayam.