Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Asal Pamekasan yang Meninggal Saat Haji Ilegal Pamit Haji Plus dengan Biaya Rp 105 Juta

Kompas.com, 9 Juni 2025, 10:09 WIB
Fathor Rahman,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Syukron Mahbub, warga asal Pamekasan, Jawa Timur, yang meninggal di gurun Arab Saudi saat berusaha masuk ke Mekkah untuk menjalankan ibadah haji secara ilegal, berpamitan naik haji plus kepada keluarga.

Pembayaran keberangkatan ke Arab Saudi oleh Syukron sudah dilakukan sejak 2 tahun yang lalu sebesar Rp 105 juta. Uang tersebut sebagian pinjam dan sebagian gadai emas.

Syukron lantas berangkat ke Arab Saudi dengan tujuan menjalankan ibadah haji menggunakan visa ziarah multiple.

"Almarhum sudah membayarnya sejak dua tahun lalu. Alasannya untuk biaya haji plus," kata Junaidi, salah satu sahabat Syukron Mahbub, Senin (9/6/2025).

Baca juga: Gagal Masuk Mekkah dan Meninggal di Gurun, Jenazah Jemaah Haji Pamekasan Non-visa Haji Terkendala Biaya Pemulangan

Sehingga, keluarga tidak merasa curiga dengan keberangkatan Syukron Mahbub. Sebab, pelunasan pembayaran sudah dilakukan jauh hari.

"Kami belum tahu pasti nama travelnya. Sepertinya ada dua orang yang bertanggung jawab, yakni orang Palengaan dan orang Karang Penang, Sampang," ucapnya.

Baca juga: Keberadaan Jenazah Dosen Asal Pamekasan yang Meninggal di Gurun Saat Haji Ilegal Belum Diketahui

Menurut Junaidi, uang yang masuk ke pihak travel sebesar Rp 105 juta. Nominal itu bisa jadi bertambah dan pihak keluarga belum mengetahuinya.

Pihak keluarga juga tidak mengetahui nama travel yang memberangkatkan Syukron. Meski beberapa orang keluarga sempat mengantar saat Syukron bergabung dengan rombongan.

"Saya tidak tahu diantar ke mana karena tidak ikut waktu itu. Tapi saudaranya sempat tertunda janjian sama saya karena sedang mengantar almarhum berangkat haji," ungkapnya.

Sebelumnya, Syukron Mahbub ditemukan meninggal di Gurun Taniem, tepatnya di wilayah perbatasan Makkah dan Madinah pada 27 Mei 2025.

Tiga orang ditemukan oleh pesawat drone Arab Saudi. Satu orang meninggal dan dua orang lainnya, inisia S dan J, mengalami dehidrasi berat dan dilarikan ke rumah sakit di Mekkah.

Rombongan sebanyak 13 orang berangkat menggunakan visa ziarah multiple. Namun mereka terpisah setelah terkena razia Arab Saudi dan gagal memasuki Mekkah.

Dari jumlah itu, sebanyak empat orang ditangkap otoritas keamanan Arab Saudi. Sementara sisanya, 9 orang diusir ke Jeddah setelah gagal memasuki Mekkah. 

Sembilan orang tersebut kembali berpisah setelah tiga orang berusaha memasuki Mekkah lagi. Mereka adalah Syukron Mahbub dan dua temannya.

Namun nahas, di tengah perjalanan, ketiganya diturunkan sopir taksi di tengah gurun dengan alasan takut tertangkap polisi. Sehingga ketiganya berjalan kaki dan mengalami dehidrasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Gerai Koperasi Merah Putih Dibangun di Lahan Produktif, Aktivis Lingkungan Bersuara
Gerai Koperasi Merah Putih Dibangun di Lahan Produktif, Aktivis Lingkungan Bersuara
Surabaya
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Surabaya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau