Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Ubur-ubur di Laut Probolinggo, PLTU Paiton Kerahkan 10 Perahu Nelayan

Kompas.com, 23 Mei 2025, 10:55 WIB
Ahmad Faisol,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Ubur-ubur yang memenuhi perairan Probolinggo, Jawa Timur, mulai mendekati PLTU Paiton. Serangan ubur-ubur ini merupakan fenomena tahunan di perairan Probolinggo.

Karena itu, PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan (UP) Paiton saat ini terus melakukan langkah-langkah pengamanan intensif terhadap fenomena tahunan berupa migrasi ubur-ubur yang kembali terpantau mendekati Kawasan Paiton sejak beberapa hari terakhir.

Fenomena ini kembali terjadi sejak beberapa hari lalu. Ubur-ubur terpantau masuk ke area sekitar intake canal, yang merupakan bagian penting dari sistem pendingin pembangkit.

Baca juga: Ribuan Ubur-ubur Penuhi Perairan Probolinggo, Waspadai yang Warna Biru

Merespons kondisi tersebut, UP Paiton mengaktifkan protokol mitigasi berlapis yang telah terbukti efektif pada kejadian serupa di tahun-tahun sebelumnya.

Senior Manager PLN NP UP Paiton, Dwi Juli H, menjelaskan bahwa seluruh personel telah dikerahkan dengan sistem siaga penuh untuk menjamin keandalan operasi pembangkit Paiton berdaya 1460 MW.

“Meski jumlah ubur-ubur telah terlihat di perairan laut sekitar PLTU Paiton, intensitas kedatangan baru masih kami amati, dan penanganan terus dilakukan secara hati-hati dan berkelanjutan,” ujarnya.

Baca juga: Ungkapan Kegembiraan Warga Banyuwangi: Ubur-ubur Ikan Lele, Persewangi Semifinal Le

Proses penanganan dilakukan melalui metode penjaringan manual secara intensif, dengan tetap mengoperasikan tiga lapis sistem pengamanan jaring khusus secara optimal.

Langkah-langkah ini merupakan bentuk implementasi prinsip kehati-hatian dalam pengoperasian pembangkit, mengingat potensi risiko gangguan dari material biologis seperti ubur-ubur terhadap sistem pendingin dan peralatan utama.

Selain pengamanan internal, PLN NP UP Paiton juga menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan melalui kolaborasi aktif dengan nelayan lokal.

Dalam kegiatan ini, karyawan PLN NP bersama 10 perahu nelayan secara rutin melakukan operasi penjaringan dan penggiringan ubur-ubur kembali ke laut lepas.

Inisiatif ini tak hanya mencegah potensi gangguan teknis, tetapi juga menjadi upaya nyata dalam menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem laut.

"Untuk memitigasi ubur-ubur masuk ke dalam mesin pembangkit, kami juga memasang jaring nelayan dengan radius 300 meter dari intake canal," tambah Dwi Juli, Jumat (23/5/2025).

Perusahaan tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan dan sinergi dalam menghadapi tantangan ini.

Perusahaan mengedepankan pengelolaan fenomena ini dilakukan tanpa mengganggu kelangsungan pasokan listrik ke masyarakat serta tetap mengupayakan dukungan kelestarian ekosistem laut.

PLN Nusantara Power terus memantau perkembangan situasi secara ketat dan berkomitmen untuk menjaga keandalan Sistem Kelistrikan Jawa-Bali dalam berbagai kondisi, termasuk menghadapi dinamika alam yang bersifat siklikal seperti ini.

Diberitakan sebelumnya, fenomena ubur-ubur kembali muncul di perairan Kota Probolinggo dan Paiton di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, belakangan ini. Ribuan ekor ubur-ubur memenuhi perairan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau