Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindir Acara Perpisahan Sekolah Pakai Seragam Mewah, Kepala Dispendik Surabaya: Kan Bisa Hemat tapi Kreatif

Kompas.com, 15 Mei 2025, 16:24 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, mengimbau sekolah perhatikan kondisi orangtua murid ketika menggelar wisuda.

Dia meminta agar kegiatan itu diselenggarakan secara sederhana.

Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, para murid tetap memerlukan wisuda sebagai kenang-kenangan, karena telah meninggalkan sekolahnya.

"Anak butuh kenangan di sekolahnya disaat terakhir, enggak usah kita bikin yang vulgar, sampai mengundang misalnya Krisdayanti," kata Yusuf, di Balai Kota Sudabaya, Kamis (15/5/2025).

Baca juga: Terima Banyak Keluhan, Kadisdikbud Kota Malang: Acara Perpisahan Sekolah Jangan Memberatkan Orangtua

Oleh karena itu, Yusuf menyarankan, kepada sekolah untuk menggelar wisuda sesuai kondisi orangtua murid.

Menurutnya, tidak perlu mengadakan acara pelepasan siswa dengan mewah.

"Ini fenomena wisata dan wisuda, itu tolong bisa menyesuaikan dengan kondisi orangtua. Terpenting, jangan memberatkan orangtua, enggak oleh (boleh)," ucapnya.

Yusuf mengungkapkan, pihak sekolah bisa menggunakan konsep wisuda yang sederhana.

Dia mencontohkan, para siswa bisa tetap menampilkan tarian tanpa seragam yang mahal.

"Ngeband, kalau enggak gawe (pakai) seragam mewah, mosok bukan ngeband?. Berati bisa hemat, misal anak-anak bisa band yang nyanyi kancane dewe (temannya sendiri), apresiasi," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Bengkulu Siapkan Rp 1 M untuk Sekolah yang Gelar Perpisahan Tanpa Membebani Ortu Siswa

"Kepala sekolahnya menyemangati, anak-anak semangat biar pun kita sederhana, bersama, kreatif, tapi kita mudah-mudahan dapat sekolah sesuai harapan kita, keren kan," imbuhnya.


Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi melarang, siswa yang masih duduk di bangku SD hingga SMP untuk menggelar wisuda.

Dia meminta, orangtua melapor apabila ada pungutan.

Eri mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah melarang sekolah SD sampai SMP untuk menarik iuran sejumlah uang.

Terutama dengan kepentingan wisuda ataupun wisata.

"Kalau untuk SMP Negeri, SD Negeri, saya tidak perbolehkan 1 sen pun, untuk menarik (uang) dari siswa," kata Eri, melalui unggahan Instagram resminya @ericahyadi_, Kamis 15/5/2025).

Baca juga: Larang Wisuda, Eri Cahyadi Minta Orangtua Siswa Lapor jika Diminta Iuran

Oleh karena itu, Eri meminta, kepada masyarakat untuk segera melapor ketika mengetahui ada praktik tersebut.

Nantinya, dia akan memberikan sanksi kepada penanggung jawabnya.

"Kalau sampai ada yang seperti itu (menarik iuran untuk wisuda), saya sanksi kepala sekolah yang ada di bawah naungan saya, silahkan laporkan," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau