LUMAJANG, KOMPAS.com - Pemandangan pagi di Jembatan Limpas, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tampak lebih ramai dari hari biasanya.
Banyak orang tua siswa yang bersiaga untuk mengantar anak-anak pergi sekolah ke seberang sungai melintasi alirah lahar Gunung Semeru.
Biasanya, anak-anak ini berangkat sendiri ke sekolah melewati jembatan limpas tanpa diantar orang tua.
Namun, banjir lahar hujan Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu (9/4/2025) malam membuat jembatan limpas tertutup material pasir dan batu.
Banjir lahar hujan yang terjadi pada Rabu (9/4/2025) malam ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal hingga 34 milimeter.
Baca juga: Gunung Semeru Meletus 7 Kali, Semburan Abu Capai 700 Meter
Para orang tua pun khawatir terhadap keselamatan sang buah hati dan terpaksa menggendongnya sampai seberang sungai.
Apalagi, usai diterjang banjir, aliran air Sungai Regoyo masih cukup deras. Sehingga berbahaya untuk anak-anak.
"Kalau habis banjir ya selalu gini digendong sampai seberang, takut kalau anak-anak berangkat sendiri airnya masih deras," tutur Udin, salah satu orang tua siswa, Kamis (10/4/2025).
Baca juga: Tawur Agung Kesanga di Pura Mandhara Giri Semeru, Ritual Sakral Jelang Arak Ogoh-ogoh
Tidak hanya orang tua siswa yang berjibaku menyeberangkan anak-anak untuk berangkat sekolah.
Namun, petugas dari bintara pembina desa (Babinsa) dan bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas) juga ikut turun menggendong siswa menyeberang derasnya banjir lahar.
"Hari ini, hari kedua siswa masuk sekolah, semalam banjir dan kemarin banyak yang gak masuk karena banjir juga, jadi sekarang kami bersama Bhabinkamtibmas turun untuk bantu anak-anak sekolah," ujar Babinsa Jugosari Serma Novi Wahyu Santoso.
Tidak hanya saat berangkat sekolah, para orang tua siswa dan petugas dari Koramil maupun Polsek Candipuro ini juga harus bersiaga di pinggir sungai saat jam pulang sekolah. Apalagi, jika cuaca sudah mulai mendung atau turun hujan.
Tidak jarang, siswa dan orang tuanya harus menunda pulang sampai banjir surut agar bisa menyeberang.
"Nanti jemput juga, kalau pas pulang itu banjir ya harus nunggu dulu sampai reda," ujar Yanti, orang tua siswa lainnya.
Baca juga: Alasan Polisi Enggan Sebar Foto DPO Ladang Ganja Semeru, Takut Dianiaya Warga
Sebagai informasi, anak-anak di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari harus bersekolah ke Dusun Sumberkajar yang berada di seberang sungai.