LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Jumat (28/2/2025).
Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00 WIB, Gunung Semeru mengalami 17 kali erupsi.
Namun, hanya satu kali erupsi yang dapat teramati secara visual. Lainnya tidak dapat teramati karena Gunung Semeru tertutup awan dan kabut.
Erupsi yang dapat teramati terjadi pada pukul 15.45 WIB. Kolom abu dengan intensitas sedang teramati membubung setinggi 1.300 meter di atas puncak dan mengarah ke utara.
Baca juga: Gunung Semeru Alami Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 1.200 Meter
Selain itu, terdapat 16 kali erupsi mulai pukul 01.06 hingga 19.41 WIB yang tidak bisa teramati secara visual.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 28 Februari 2025, pukul 15.45 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.300 meter di atas puncak," tulis petugas PPGA Semeru, Liswanto, dalam keterangan tertulisnya.
Dalam 24 jam terakhir atau pada Kamis (27/2/2025) sejak pukul 00.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat terjadi erupsi berupa letusan sebanyak 59 kali.
Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Baca juga: 7 Pendaki Ilegal Di-blacklist Selama 5 Tahun untuk Pendakian Gunung Semeru
Kepala bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh lima kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Baca juga: Saat Warga di Lumajang Naik Ekskavator untuk Seberangi Aliran Lahar Semeru...
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbau dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang