SURABAYA, KOMPAS.com – Industri tato di Indonesia, khususnya di Kota Surabaya, semakin menunjukkan geliatnya.
Sempat dianggap tabu, kini tato telah bertransformasi menjadi tren yang diminati oleh kalangan muda hingga dewasa.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah studio tato di Surabaya mulai bermunculan, menemukan segmen pasar yang berkembang.
Salah satunya adalah Eldiablo Skin Art Studio yang dimiliki oleh Anggara Yuniarto.
Setiap bulan, Angga melayani belasan pelanggan yang ingin menghias tubuh mereka dengan tato.
Baca juga: Anggara Yuniarto, Seniman Tato Realis Surabaya yang Tak Punya Tato di Tubuhnya
Berkecimpung di industri tato selama lebih dari sepuluh tahun, Angga menyaksikan perubahan signifikan dalam pandangan masyarakat terhadap seni tato.
“Kalau dulu tato itu minoritas banget, stigmanya masih jelek. Sekarang masih ada sih beberapa yang menganggap gitu, tapi segelintir old school saja. Sekarang pandangannya lebih modern,” ungkap Angga kepada Kompas.com.
Pada era 90-an, tato di Indonesia sering kali diasosiasikan dengan identitas kriminal, napi, dan premanisme.
“Sekarang mentalnya sudah beda,” imbuhnya.
Menurut Angga, nenek moyang di Indonesia telah mengenal tato jauh sebelum ini, menjadikannya bagian dari warisan budaya.
Sempat dianggap tabu, kini tato berubah menjadi trendsetter di kalangan usia muda hingga dewasa, Selasa (25/2/2025).Suku Dayak dan Suku Mentawai, misalnya, memiliki pola dan teknik khusus dalam seni rajah yang mencerminkan identitas mereka.
“Jadi otomatis ada sinergi dengan budaya. Tinggal tergantung, seperti apa yang bisa diwariskan entah model batiknya atau seperti apa,” ujarnya.
Seiring perkembangan zaman, terutama pascapandemi Covid-19, industri tato semakin meluas.
Desain yang ditawarkan bervariasi, mulai dari realis hingga oriental, dan semakin menarik perhatian masyarakat.
Baca juga: Peluang Bisnis di Dunia Tato, Cesley R Mogot Tembus Pasar Nasional
“Tapi sekarang banyak yang tato ukuran kecil. Cuma, banyak yang menyesal juga, karena ukuran kecil seringnya nanti ditimpa lagi dengan desain yang lebih besar. Nggak dipikirkan dulu konsepnya,” tuturnya.