Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fiki Susanto, Tattoo Artist Banyuwangi yang Jadikan Tubuhnya sebagai Kanvas Lukisan

Kompas.com, 14 Februari 2025, 10:10 WIB
Fitri Anggiawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Mohammad Fiki Susanto, seorang seniman tato berusia 30 tahun asal Banyuwangi, Jawa Timur, bertekad mengubah pandangan masyarakat terhadap tato yang selama ini identik dengan stigma negatif.

Bagi Fiki, tato bukanlah simbol kriminalitas atau hal-hal negatif lainnya, melainkan sebuah karya seni yang memiliki makna mendalam.

Sebagai seorang bapak satu anak, Fiki tidak ragu menjadikan kulitnya sendiri sebagai kanvas untuk melukis berbagai gambar tato yang menyimpan kisah emosional.

Menariknya, semua tato yang menghiasi lengan kirinya adalah hasil karya tangan Fiki sendiri.

Baca juga: Fiki Susanto, Seniman Tato Banyuwangi yang Teguh Lawan Stigma Negatif

“Tahun 2019 saya bikin tato ini, foto anak dengan background Jepang, karena saya cukup suka Jejepangan,” ungkap Fiki sembari menunjukkan tato bergambar seorang anak laki-laki dengan latar ornamen khas Jepang.

Selain itu, Fiki juga menggambar tokoh pewayangan Jawa, Gareng, pada tahun 2023.

Tato tersebut menggambarkan seorang tokoh yang humoris dan memiliki filosofi mendatangkan rezeki.

Dia juga memiliki gambar harimau yang melambangkan keberanian dan kesendirian, serta gambar wajah serigala di jari tangannya.

Baca juga: Rasa Cinta pada Seni Tato Mengalahkan Stigma Negatif

“Kalau istilahnya orang Jawa, tatag dewe yang artinya berani bergerak sendiri atau teguh,” ujarnya.

Tak hanya menciptakan tato untuk dirinya sendiri, Fiki juga memiliki tato yang merupakan hadiah dari seorang temannya yang juga seorang seniman tato.

Tato tersebut terletak di paha kirinya, menggambarkan motif batik Gajah Oling, yang merupakan batik khas Bumi Blambangan.

“Di kaki sebab sejauh apapun saya melangkah, saya punya identitas bahwa saya adalah orang Banyuwangi,” kata Fiki dengan bangga.

Sebelumnya, pria yang pernah bekerja sebagai pekerja migran di Malaysia selama 10 tahun ini, kini terinspirasi dari seniman tato Ata Ink asal Indonesia dan seniman Amerika Bob Ross.

Fiki meyakini bahwa seorang seniman tato harus terus belajar dan tidak boleh puas dengan kemampuan yang dimiliki.

“Tukang tato jangan sampai puas belajar. Kalau puas belajar itu penyakit, tidak bagus,” ujarnya.

Baca juga: Dodot, Seniman Tato yang Jalani Hobi dan Bisnis di Tengah Persepsi Buruk

Untuk meningkatkan kemampuannya, Fiki banyak belajar secara otodidak melalui platform YouTube mengenai teknik garis, shading, hingga gradasi, agar hasil karyanya dapat terlihat hidup dan menarik perhatian.

Dia juga aktif berbagi pengetahuan dengan sesama seniman tato di kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang.

Dengan semangat dan dedikasi, Fiki Susanto berusaha mengubah stigma negatif terhadap tato dan mengangkatnya sebagai bentuk seni yang layak dihargai.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau