PONOROGO, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur, telah menerima hasil laboratorium dari sampel makanan yang diduga menyebabkan keracunan massal di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, serta di Pondok Pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.
Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, mengungkapkan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kandungan bakteri dalam makanan yang diuji.
Baca juga: 46 Warga dan 22 Santri di Ponorogo Keracunan Sate Gulai, Apa yang Terjadi?
“Dari hasil laboratorium, bakteri ada pada makanan. Di air juga ada kandungan bakteri, tapi bakteri apa dan prosesnya bagaimana, masih perlu penjelasan dari Dinas Kesehatan dan laboratorium,” ujar AKP Rudy melalui pesan singkat pada Sabtu (8/2/2025).
Ia juga menambahkan bahwa sejumlah barang yang diuji di laboratorium meliputi air kran dari rumah pemilik catering, bumbu gulai, kecap, sate, tongseng, dan centong.
Polisi memastikan bahwa mereka telah meningkatkan status kasus dugaan keracunan makanan dari penyelidikan menjadi penyidikan, karena ditemukan unsur pidana.
“Yang pasti perkara ini ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan karena ditemukan adanya peristiwa pidana,” imbuhnya.
Baca juga: Duka di Balik Selamatan, Sate Gulai yang Berujung Maut di Ponorogo
Sebelumnya, Polres Ponorogo melakukan penyelidikan terhadap 68 warga yang mengalami gejala mual, pusing, muntah, dan diare setelah menyantap menu sate gulai yang disajikan oleh salah satu catering di Ponorogo.
Acara tersebut merupakan hajatan selamatan zikir fida’ di rumah salah satu warga Desa Bondrang dan acara berbuka puasa bersama di Pondok Pesantren Desa Belang pada hari Kamis (30/1).
Dalam insiden tersebut, satu warga dilaporkan meninggal dunia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang