Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditangkap, Sepasang Kekasih Pembuang Bayi di Magetan

Kompas.com, 8 Desember 2024, 11:18 WIB
Sukoco,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Polres Magetan, Jawa Timur menangkap dua terduga pembuang bayi yang ditemukan di gazebo Desa Sukomoro, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan.

Kasi Humas Polres Magetan, Iptu Agus Rianto mengungkapkan, kedua pelaku adalah sepasang kekasih yang mengaku sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Jombang.

"Keduanya adalah pria berinisial YF (20) dan wanita berinisial IF (22), warga Sulawesi."

"Mereka sebelumnya sempat menjadi santri di pondok pesantren di Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, dan saat ini mengaku menjadi santri di salah satu pondok pesantren di Jombang."

Demikian penjelasan Agus saat ditemui di Polres Magetan pada Sabtu (6/12/2024) kemarin.

Baca juga: Buang Bayi di Atap, Sepasang Kekasih di Surabaya Jadi Tersangka

Agus menambahkan, kedua pelaku diamankan oleh anggota Satreskrim Polres Magetan di sebuah rumah kos di Kecamatan Karangrejo, Magetan, pada Jumat (6/12/2024) malam.

Identitas orangtua bayi terungkap melalui klem yang digunakan untuk memotong pusar bayi.

Keduanya mengaku nekat membuang bayi mereka di gazebo karena kesulitan ekonomi untuk merawatnya.

"Kami telusuri orangtua korban dari tanda kelahiran dan ternyata mereka berada di sebuah kos di Kecamatan Karangrejo, Magetan."

"Alasannya tidak sanggup membiayai karena keduanya tidak bekerja," imbuh dia.

Hasil pemeriksaan tim medis RSUD Sayidiman Kabupaten Magetan menunjukkan, bayi tersebut telah berusia sekitar lima hari saat dibuang.

Murjono, petugas di Bidang Keperawatan dan Kebidanan RSUD Sayidiman menjelaskan, bayi laki-laki tersebut memiliki berat 2.365 gram dan panjang 45 cm, serta tali pusarnya sudah mulai mengering.

"Dilihat dari tali pusatnya yang sudah mulai mengering, artinya bayi diperkirakan sudah berusia 4-5 hari," kata dia.

Baca juga: Bunuh Bayi Hasil Hubungan Gelap, Pasangan Kekasih di Ngawi Ditangkap Polisi, Malu?

Murjono juga menambahkan, kelahiran bayi tersebut diperkirakan dibantu oleh tenaga kesehatan profesional, mengingat ada klem pada tali pusat.

Saat ini, bayi tersebut dirawat di perinatologi karena berat badannya masih di bawah standar. "Untuk kondisinya, nangisnya kencang dan ngedot-nya kuat," ucap Murjono.

Sebelumnya, seorang warga bernama Siska menemukan bayi tersebut di gazebo depan toko miliknya setelah mendengar tangisan bayi pada Kamis (5/12/2024) malam sekitar pukul 10:00 WIB.

Dari rekaman CCTV, terlihat dua orang, seorang laki-laki dan perempuan, berhenti di depan toko menggunakan sepeda motor.

Seorang perempuan yang mengenakan cadar terlihat turun dari sepeda motor dan meletakkan bayi yang dibawanya di gazebo.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau