Salin Artikel

Ditangkap, Sepasang Kekasih Pembuang Bayi di Magetan

Kasi Humas Polres Magetan, Iptu Agus Rianto mengungkapkan, kedua pelaku adalah sepasang kekasih yang mengaku sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Jombang.

"Keduanya adalah pria berinisial YF (20) dan wanita berinisial IF (22), warga Sulawesi."

"Mereka sebelumnya sempat menjadi santri di pondok pesantren di Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, dan saat ini mengaku menjadi santri di salah satu pondok pesantren di Jombang."

Demikian penjelasan Agus saat ditemui di Polres Magetan pada Sabtu (6/12/2024) kemarin.

Agus menambahkan, kedua pelaku diamankan oleh anggota Satreskrim Polres Magetan di sebuah rumah kos di Kecamatan Karangrejo, Magetan, pada Jumat (6/12/2024) malam.

Identitas orangtua bayi terungkap melalui klem yang digunakan untuk memotong pusar bayi.

Keduanya mengaku nekat membuang bayi mereka di gazebo karena kesulitan ekonomi untuk merawatnya.

"Kami telusuri orangtua korban dari tanda kelahiran dan ternyata mereka berada di sebuah kos di Kecamatan Karangrejo, Magetan."

"Alasannya tidak sanggup membiayai karena keduanya tidak bekerja," imbuh dia.

Hasil pemeriksaan tim medis RSUD Sayidiman Kabupaten Magetan menunjukkan, bayi tersebut telah berusia sekitar lima hari saat dibuang.

Murjono, petugas di Bidang Keperawatan dan Kebidanan RSUD Sayidiman menjelaskan, bayi laki-laki tersebut memiliki berat 2.365 gram dan panjang 45 cm, serta tali pusarnya sudah mulai mengering.

"Dilihat dari tali pusatnya yang sudah mulai mengering, artinya bayi diperkirakan sudah berusia 4-5 hari," kata dia.

Murjono juga menambahkan, kelahiran bayi tersebut diperkirakan dibantu oleh tenaga kesehatan profesional, mengingat ada klem pada tali pusat.

Saat ini, bayi tersebut dirawat di perinatologi karena berat badannya masih di bawah standar. "Untuk kondisinya, nangisnya kencang dan ngedot-nya kuat," ucap Murjono.

Sebelumnya, seorang warga bernama Siska menemukan bayi tersebut di gazebo depan toko miliknya setelah mendengar tangisan bayi pada Kamis (5/12/2024) malam sekitar pukul 10:00 WIB.

Dari rekaman CCTV, terlihat dua orang, seorang laki-laki dan perempuan, berhenti di depan toko menggunakan sepeda motor.

Seorang perempuan yang mengenakan cadar terlihat turun dari sepeda motor dan meletakkan bayi yang dibawanya di gazebo.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/08/111843278/ditangkap-sepasang-kekasih-pembuang-bayi-di-magetan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com