SURABAYA, KOMPAS.com - Sepasang kekasih yang diduga melakukan pembuangan bayi perempuan di atap sebuah rumah di Surabaya, ditangkap dan menjadi tersangka.
Bayi tersebut dibuang di atap rumah yang berada di Jalan Pacar Keling, Gang 6, RT 006 RW 006, Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, pada Sabtu (2/11/2024) lalu.
Kepala Polsek Tambaksari, Kompol Imam Solikhin mengungkapkan, pelaku pembuangan bayi tersebut adalah seorang wanita berinisial DB (20) dan pacarnya DD (21).
"Inisial ibunya DB, alamatnya TKP. Yang laki pacarnya atas nama DD, alamat Jalan Kalijudan. Keduanya dewasa," kata Imam saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (6/11/2024).
Kepada penyidik, keduanya mengaku membuang bayi itu karena merasa malu. Sebab, bayi tersebut lahir saat mereka masih berpacaran, dan belum memiliki rencana untuk menikah.
Baca juga: Penemuan Bayi di Atap Rumah Warga Surabaya, Ditemani Kucing Saat Nangis
"Kalau motifnya malu saja, karena berpacaran selama kurang lebih 1,5 tahun. (Hubungan) mereka diketahui orangtua berdua memang, cuman belum membicarakan terkait pernikahan," ujar Imam.
Imam juga mengungkapkan, orangtua DB tidak mengetahui bahwa anaknya mengandung.
Mereka baru menyadari saat aparat kepolisian menjelaskan temuan tersebut. "Padahal juga sesuai dengan fakta, yang menemukan dan menggendong adalah si orangtua ibunya," ucap Imam.
Keduanya kini dijerat dengan Pasal 778 Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman minimal tujuh tahun penjara.
Sebelumnya diberitakan, bayi perempuan tersebut ditemukan di atap rumah. Ketua RT 006, Dadang Harjogunawan menjelaskan, saat ditemukan bayi itu masih memiliki tali pusar di tubuhnya, dan tergeletak di atas kaus.
"Tubuhnya normal semua organ. Memar gak ada. Luka gak ada," ujar dia pada hari Minggu lalu, seperti yang dilansir Tribun Jatim.
Baca juga: Bayi Dibuang di Kolong Jembatan Seram Barat, Polisi Buru Pelaku
Namun, bayi tersebut mengalami bentol akibat gigitan semut. "Kondisi sempat ada semut. Sehingga bayi nangis terus," ucap dia.
Ketika ditanya mengenai bagaimana bayi itu bisa berada di atap rumah, Dadang mengaku tidak tahu.
Dia pun menyerahkan penyelidikan kasus penemuan bayi ini kepada pihak kepolisian.
"Itu yang masih bingung. Kalau naik atap, pasti terdengar. Kalau lewat sini juga gak mungkin. Kalau loncat dari gang RT 005, di situ ada got selebar 30 centimeter. Kalau lompat pasti jebol," ungkap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang