JOMBANG, KOMPAS.com - Angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk kekerasan seksual, di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Women’s Crisis Center (WCC) Jombang, terdapat 416 kasus kekerasan yang tercatat sepanjang tahun 2021-2023.
Dari jumlah tersebut, sejumlah kasus merupakan kekerasan atau pelecehan seksual.
Pada tahun 2024, WCC Jombang mencatat 95 kasus kekerasan terhadap perempuan, dengan dominasi kasus pelecehan dan kekerasan seksual.
Baca juga: Jadi Tersangka Kekerasan Seksual, Calon Bupati Biak Numfor Ditangkap
Direktur WCC Jombang, Ana Abdullah mengungkapkan, dari puluhan kasus yang ditangani pada tahun ini, sebanyak 43 kasus di antaranya adalah kasus kekerasan seksual.
"Pada tahun ini ada 95 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang didominasi oleh kasus kekerasan seksual," kata Ana saat dikonfirmasi Kompas.com pada Selasa (26/11/2024).
Ana menjelaskan, mayoritas pelaku kekerasan seksual adalah orang terdekat korban.
Khususnya, dalam rentang waktu tahun 2023-2024, terdapat delapan kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayah tiri pada anaknya.
Menyikapi fakta ini, WCC Jombang bekerja sama dengan 11 perguruan tinggi meluncurkan buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Berbasis Islam di Perguruan Tinggi.
Baca juga: Saat Korban Anak Dominasi Kasus Kekerasan Seksual di Palangka Raya, Pelaku Orang Terdekat
Ana menjelaskan, buku tersebut disusun sebagai panduan untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Penyusunan buku ini melibatkan akademisi dari 11 perguruan tinggi, mahasiswa, praktisi hukum, dan aktivis WCC Jombang.
Buku pedoman tersebut resmi diluncurkan di Kampus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Kabupaten Jombang pada Senin (25/11/2024) kemarin.
“Dengan adanya buku pedoman ini, kami berharap agar pihak-pihak di lingkungan pendidikan menjadi lebih responsif dan bisa bertindak lebih cepat dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual,” tutup Ana.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang