Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Tongkang Terbakar di Bangkalan, 17 Orang Selamat Usai Melompat ke Laut

Kompas.com, 17 November 2024, 23:18 WIB
Taufiqurrahman,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com – Sebanyak 17 orang yang sedang melakukan pembersihan sisa Crude Palm Oil (CPO) di Kapal Tongkang Kapuas 273 mengalami kecelakaan di perairan Dusun Sembilangan, Desa Pernajuh, Kecamatan Socah, Bangkalan, pada Minggu (17/11/2024).

Kebakaran terjadi saat kapal tersebut melakukan pengisian ulang bahan bakar ke mesin. Dalam insiden ini, tiga orang mengalami luka bakar akibat tersambar api.

Ketiga korban adalah Misnari (46) dari Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, yang mengalami luka bakar di lengan kiri; Sigit Purwono (43), warga Morokrembangan, Kota Surabaya, yang mengalami luka bakar di kaki; serta Hendra Santoso (41), pengemudi perahu asal Desa Balung Sawahan, Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah, yang mengalami luka bakar di tangan kiri.

Baca juga: Wakil Nakhoda Tewas dalam Kebakaran Kapal PT Timah di Perairan Babel

Salah satu penumpang kapal, Lutfi (21), menjelaskan bahwa setelah pembersihan kapal tongkang selesai, rekan-rekannya berencana pulang ke Surabaya.

Sebelum tiba di pelabuhan, kapal mereka kehabisan bahan bakar. Untuk menjaga mesin tetap menyala, salah satu dari mereka menuangkan bahan bakar ke tangki mesin.

Tiba-tiba, percikan api dari mesin menyambar Pertalite yang sedang dituangkan.

“Api itu kemudian menyambar Pertalite yang dituangkan. Bahkan merembet ke bahan bakar cadangan yang disimpan di dalam botol bekas air mineral,” ujar Lutfi.

Upaya untuk mendinginkan api yang terus membesar tidak berhasil, sehingga para penumpang terpaksa melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.

“Daripada kami hangus terbakar, satu-satunya pilihan adalah melompat ke laut,” kata Lutfi.

Dalam keadaan mengapung, para korban berusaha bertahan dengan berpegangan pada kapal bambu yang tersisa dari bagian yang terbakar.

“Tidak ada benda apapun yang bisa kami jadikan pegangan agar tidak tenggelam, kecuali bambu,” imbuhnya.

Para penumpang terkatung-katung di tengah laut selama hampir satu jam tanpa ada nelayan yang datang membantu.

“Akhirnya ada perahu nelayan yang datang membantu menyelamatkan nyawa kami,” ungkap Lutfi.

Setelah berhasil diselamatkan oleh nelayan setempat, para korban dibawa ke Puskesmas Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, untuk mendapatkan perawatan.

Di Puskesmas, luka bakar yang dialami tiga korban dibersihkan.

“Saya berterima kasih kepada nelayan yang telah membantu kami. Nyawa kami selamat, meskipun harta kami berupa perahu kayu ludes terbakar dan tenggelam,” terang Lutfi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau