Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabur ke Indramayu, Pembunuh Nenek Pemilik Kos di Ngawi Ditangkap

Kompas.com, 25 Oktober 2024, 13:57 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Tim Tiger Satreskrim Polres Ngawi berhasil menangkap S (56), tersangka pembunuhan Darwati (78), pemilik kos di Desa Beran, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Darwati ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya pada Selasa (15/10/2024). Tersangka S diketahui merupakan penyewa salah satu kamar kos milik korban.

Kapolres Ngawi, AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto mengatakan pihaknya memanfaatkan rekaman CCTV untuk melacak keberadaan tersangka.

Baca juga: Nenek Pemilik Kos di Ngawi Ditemukan Tewas Mengenaskan, Tangan Diikat

"Untuk mengungkap kasus ini, Polres Ngawi mengedepankan pembuktian berbasis ilmiah dan mengandalkan rekaman CCTV," ujar Dwi di Mapolres Ngawi, Jumat (25/10/2024).

Dwi menambahkan, berbekal keterangan dari 18 saksi dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), Tim Tiger Satreskrim Polres Ngawi melakukan penyisiran CCTV.

Dari rekaman CCTV di lingkungan sekitar TKP hingga jalur Ngawi-Solo, polisi berhasil mengidentifikasi terduga pelaku pembunuhan Darwati.

“Dari rekaman CCTV itu, polisi mendapati tersangka S, warga Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menguasai sepeda motor milik korban. Dari fakta itu, polisi lalu mengejar keberadaan tersangka S,” jelas Dwi.

Tersangka S ditangkap oleh Tim Tiger Satreskrim Polres Ngawi di salah satu rumah kos di daerah Indramayu, Jawa Barat, pada Senin (21/10/2024).

Tersangka terpaksa ditembak di kakinya karena berusaha melarikan diri saat hendak ditangkap petugas.

Dari tangan tersangka, polisi menyita telepon seluler milik tersangka. Sementara itu, sepeda motor milik korban yang dicuri oleh tersangka sudah dijual di wilayah Kabupaten Indramayu.

Untuk menghilangkan jejak, tersangka berusaha membuang sejumlah barang bukti. Di antaranya, celana jeans panjang warna biru yang terdapat noda darah korban, satu tas warna coklat tua milik korban, dan satu HP milik korban, di sungai perbatasan Ngawi-Sragen.

“Tersangka juga membuang dompet milik korban di sungai daerah Kabupaten Tegal,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan bahwa motif pembunuhan tersebut adalah karena tersangka S tidak memiliki uang.

Baca juga: Nenek Pemilik Kos yang Ditemukan Tewas di Ngawi Diduga Korban Pembunuhan

Dalam keadaan terdesak, tersangka S berinisiatif melakukan pencurian dengan kekerasan setelah diketahui oleh korban.

Saat ini, tersangka S ditahan di Mapolres Ngawi. Polisi menjeratnya dengan Pasal 365 ayat (1) dan ayat (3) KUHP, dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun.

Sebelumnya, nenek Darwati (78) ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumahnya pada Selasa (15/10/2024). Saat ditemukan, tangan korban terikat tali dan mulutnya tersumpal kain.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau