SURABAYA, KOMPAS.com - Pasangan calon (paslon) nomor urut 1, pilihan kepala daerah (Pilkada) Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji disambut kesenian jaranan saat tiba di lokasi debat pilkada, Dyandra Convention Center, Surabaya, Rabu (16/10/2024).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, terlihat Eri-Armuji didampingi istri masing-masing, ketika tiba sekitar pukul 19.00 WIB. Selain itu, keduanya juga kompak mengenakan kemeja kotak-kotak.
Sedangkan, para relawanya tampak menyambut dengan suara gamelan di lokasi tersebut. Terlihat kesenian jaranan lengkap menari di depan pasangan calon (paslon) tunggal ini.
Baca juga: Relawan Kotak Kosong Datangi Lokasi Debat Pilkada Surabaya
"Kami Budayawan mendeklarasikan mendukung Eri-Armuji, mendukung mewujudkan Surabaya berkebahagiaan dalam budaya, Eri-Armuji lanjutkan," kata salah satu orang.
Eri Cahyadi mengatakan, akan mengungkapkan semua yang sudah dilakukanya selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, dalam debat perdana tersebut.
"Apa yang sudah kami lakukan akan kami sampaikan, dan akan ajak semua warga Surabaya, karena kekuatan kami gotong royong dan bersama seperti yang sudah kami lakukan selama ini," tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, Ketua KPU Surabaya, Suprayitno mengatakan, dalam debat Pilkada 2024 dengan paslon Eri-Armuji akan membukanya dengan pemaparan visi misi.
Baca juga: Ada Ancaman Pembubaran Debat Pilkada Surabaya, Polisi Siap Siaga
"Karena cuma terdapat satu pasangan calon. Maka sesuai regulasi nanti paslon hanya paparan visi misi disusul dengan penajaman," kata Suprayitno.
Kemudian, lanjut dia, paslon akan mendapatkan tujuh pertanyaan dari lima panelis yang sudah dipersiapkan. Mereka telah merumuskanya tanpa campur tangan dari KPU Surabaya.
Kelima panelis yang disiapkan tersebut adalah Nurul Jadid, Redi Panuju, Muhammad Sholeh, dan Andi Suwarko, yang merupakan akademisi. Serta seorang praktisi Arief Supriyono.
"Penajaman ini akan disampaikan paslon sebagai tindak lanjut pertanyaan penelis. Panelis ini ada yang berlatar belakang akademisi dari lintas perguruan tinggi juga profesional," sebut dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang