Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Para Difabel dalam Job Fair Banyuwangi 2024

Kompas.com, 5 September 2024, 15:23 WIB
Rachmawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Riki, Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin), Kabupaten Banyuwangi bersama rekan-rekannya mendatangi Job Fair 2024, Rabu (4/9/2024).

Dengan bahasa isyarat, dia menyampaikan bahwa kedatangannya ke bursa kerja yang diadakan di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran Banyuwangi itu untuk mencari lowongan pekerjaan bagi rekan-rekannya yang tuli.

Salah satu rekan tuli yang mencari pekerjaan adalah Frista (21) yang baru lulus dari SMALB.

Gadis yang mengunakan kerudung itu mengiyakan pernyataan Riki karena setelah lulus sekolah, ia belum pernah bekerja formal di perusahaan.

Riki kemudian mengajak ke booth perusahaan PT Lautindo Synergy Sejahtera (LSS) yang membuka lowongan untuk pekerja difabel.

Baca juga: Respon Wali Kota Eri Cahyadi usai Pekerja Difabel Jadi Korban Begal di Area Balai Kota Surabaya

Oktaviana Surya Putri, Human Resources PT Lautindo Synergy Sejahtera (LSS) yang berada di Kecamatan Muncar mengatakan saat ini ada 21 karyawan difabel di perusahaan produsen tuna loin.

"Dari 600-an karyawan, 21 di antaranya difabel dan kami menerima mereka sejak setahun terakhir," kata Okta saat ditemui pada Rabu (4/9/2024).

Ia bercerita saat itu perusahaan membutuhkan pekerja untuk produksi dan ada dua tetangganya yang difabel mendaftar.

"Saat itu kepikiran kenapa engak sekalian saja memberikan akses pekerjaan untuk mereka. Jadi saya sempat mengirim pesan ke guru-guru di SLB mungkin ada lulusannya yang butuh pekerjaan bisa mendaftar di perusahaan ini," tambah dia.

Tak hanya ke SLB, perusahaan yang berdiri sejak tahun 2016 itu juga bekerja sama dengan kelompok-kelompok difabel.

"Salah satunya gerkatin, kami terus berkomunikasi baik dengan komunitas difabel," tambah dia.

Baca juga: Pekerja Difabel Jadi Korban Begal di Area Balai Kota Surabaya

Okta mengaku sempat kesulitan untuk berkomunikasi dengan teman difabel hingga akhirnya dia menggunakan media gambar untuk menjelaskan pekerjaan yang perlu dilakukan.

"Difabel yang bekerja di perusahaan adalah mereka yang tuna rungu dan tuna wicara. Jadi awalnya kesulitan komunikasi karena saya tidak punya kemampuan bahasa isyarat jadi ya saya gambar dan alhamdullah semuanya berjalan seperti harapan," kata dia.

Menurutnya, saat bekerja, posisi pekerja difabel berada di dekat akses keluar masuk sebagai bagian dari mitigasi.

"Jadi kalau ada apa-apa mereka mudah untuk mengakses pintu keluar," tambah Okta.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau