Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan "Stunting", Trenggalek Raih Insentif Rp 5 Miliar dari Wapres

Kompas.com, 5 September 2024, 07:39 WIB
Slamet Widodo,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

TRENGGALEK,KOMPAS.com - Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin menerima penghargaan insentif fiskal senilai Rp 5 miliar dari Wakil Presiden Ma'ruf Amin atas kinerja penurunan stunting.

Saat ini, prevalensi stunting di Trenggalek berada di angka 15 persen, di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur dan nasional.

Penghargaan berupa insentif fiskal senilai Rp. 5.664.213.000, diserahkan Ma'ruf Amin kepada Nur Arifin, dalam Rakornas Percepatan Penurunan stunting di Jakarta, Rabu (4/9/2024) kemarin.

Insentif tersebut akan digunakan kembali untuk program penanganan stunting di Trenggalek.

"Pastinya disesuaikan dengan juknis mendorong pembangunan infrastruktur lingkungan yang berkontribusi menurunkan stunting," kata Nur Arifin melalui pesan singkatnya, kemarin.

Baca juga: Wapres Harap Pemerintahan Baru Lanjutkan Program Penurunan Stunting

Atas penghargaan tersebut, Mochamad Nur Arifin memberi apresiasi terhadap seluruh masyarakat Trenggalek, yang selama ini ikut memerhatikan tumbuh kembang anak. Sehingga, angka stunting turun.

"Terima kasih, insentif ini kami peruntukkan kepada seluruh komponen masyarakat, seluruh kader, seluruh orangtua yang selama ini sudah care terhadap tumbuh kembang anaknya atau remaja putrinya hingga stunting bisa turun," kata Nur Arifin.

Selain itu, tim penggerak PKK di tingkat desa juga memiliki peran penting atas penghargaan yang diraih.

Secara suka rela mereka gotong royong, menerapkan program dari kerua Tim Penggerak PKK Trenggalek bertajuk "Dapur Cinta".

Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin: Kepemimpinan Berganti, PR Stunting Belum Selesai

"Intervensi berlapis mulai ke tingkat sasaran spesifik melalui 'Dapur Cinta' yaitu pemberian gizi pada ibu, balita dan remaja wanita agar tidak kekurangan energi kronis," kata Nur Arifin.

Selain itu, Ma'ruf Amin juga memberi penghargaan kepada Desa Tegaren, Kecamatan Tugu, Trenggalek, untuk keseriusan dalam menangani stunting di desanya.

"Bahkan Desa Tegaren terpilih menjadi narasumber untuk menyampaikan praktik baik yang dilakukan dalam penanganan stunting ini saat bersama Wapres," ungkap Nur Arifin.

"Jadi nanti saya juga berharap bagi seluruh kepala desa bisa meniru semangatnya Desa Tegaren, hingga akhirnya tadi bisa tampil dan menjadi narasumber di hadapan Pak Wapres."

"Jadi ini sangat luar biasa," sambung Nur Arifin.

Tidak hanya itu, keberhasilan dalam menurunkan angka stunting tidak lepas dari berbagai program yang ada selama ini.

Baca juga: Wapres Klaim Prevalensi Stunting Turun Dalam 5 Tahun Terakhir

Di antaranya program "Keluarga Sehat yang Beruntung", di mana rumah tangga dengan Indeks Kesehatan yang baik, maka mendapatkan insentif dari gaya hidup sehat dan upaya gerakan masyarakat yang dilaksanakan.

"Untuk intervensi lingkungan, yaitu melalui adipura desa dan sangat efektif, karena menurunkan pencemaran lingkungan melalui pengolahan limbah kebun."

"Juga penjagaan sumber air, agar menjadi sumber air bersih yang sangat vital dalam penurunan stunting," sebut Nur Arifin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau