LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami delapan kali erupsi pada Kamis (29/8/2024) pagi.
Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, empat kejadian erupsi itu terpantau jelas secara visual. Sedangkan, empat lainnya tidak dapat teramati karena gunung tertutup kabut.
Erupsi pertama terjadi pukul 06.06 WIB dengan kekuatan amplitudo 22 milimeter dan berdurasi 128 detik. Letusan asap intensitas tebal teramati secara visual setinggi 700 meter mengarah ke selatan.
Baca juga: Senin Pagi, Gunung Semeru 2 Kali Alami Erupsi
Erupsi kedua terjadi pukul 06.35 WIB dengan kekuatan getaran dan tinggi letusan sama seperti erupsi sebelumnya. Namun, durasinya lebih pendek yakni hanya 107 detik.
Erupsi ketiga terjadi pukul 08.15 WIB. Secara visual kolom letusan abu teramati sekitar 600 meter di atas puncak mengarah ke barat daya.
Erupsi keempat terjadi pukul 08.34 WIB dengan kolom abu sama seperti sebelumnya yakni 600 meter di atas puncak.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru di Jumat Pagi, Kolom Abu Capai 700 Meter
Berikutnya, empat kali erupsi yakni pukul 08.37, 08.45, 08.47, dan 09.04 WIB tidak bisa teramati karena gunung tertutup kabut.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 29 Agustus 2024, visual letusan tidak teramati," tulis Kepala PPGA Semeru Liswanto dalam keterangan tertulis, Kamis (29/8/2024).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi membenarkan erupsi yang terjadi pada Kamis pagi.
Menurutnya, meski tidak dapat teramati secara visual, erupsi yang terjadi masih dalam kategori normal. Aktivitas masyarakat juga terpantau normal.
"Erupsi pagi tadi ada yang terlihat ada juga yang tidak terlihat, tapi masih normal dan tidak ada dampak, masyarakat juga masih beraktivitas seperti biasa," kata Patria di Lumajang, Kamis (29/8/2024).
Sebagai informasi, selama 24 jam pengamatan pada Rabu (28/8/2024) pukul 00.00-24.00 WIB, PPGA Semeru juga mencatat terjadi 113 gempa letusan dan 11 kali gempa guguran yang terjadi dengan jarak luncur mencapai 800 meter ke arah Besuk Kobokan.
Patria menambahkan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang