LUMAJANG, KOMPAS.com - Luasan sawah yang rusak akibat serangan hama tikus di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus bertambah.
Sebelumnya, pada 8 Juli 2024 dilaporkan terdapat 300 hektar lahan pertanian yang rusak akibat serangan hama tikus. Pada 30 Juli 2024, jumlahnya bertambah 100 hektar menjadi 400 hektar.
Rinciannya, 350 hektar merupakan lahan pertanian padi, sedangkan 50 hektar lahan pertanian jagung.
Baca juga: Tebing Setinggi 20 Meter di Lumajang Longsor akibat Pelebaran Jalan
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lumajang Iskak Subagio mengatakan, hama tikus di Lumajang merusak 50 hektar lahan pertanian dalam kurun waktu dua minggu.
"Angka luasan tambahan serangan hama tikus di Lumajang ini tiap dua minggu sekali dilaporkan mencapai 50 hektar," kata Iskak di Lumajang, Selasa (30/7/2024).
Baca juga: Perintahkan Coklit Sambil Survei Elektabilitas, PPK di Lumajang Hanya Diminta Buat Surat Pernyataan
Iskak menambahkan, serangan hama tikus tahun ini sudah sangat parah. Sebab, pada saat tanaman baru memasuki usia 20-60 hari sudah mulai diserang.
Padahal, sebelum-sebelumnya, hama tikus baru menyerang tanaman pada saat tanaman sudah mendekati waktu panen.
"Saat ini padi usia 20 hari setelah tanam (hst) sampai 60 hst sudah banyak yang diserang dan rusak, kalau dahulunya yang diserang hanya padi yang mau dipanen namun saat ini padi jagung di usia tersebut sudah dirusak hama tikus," jelasnya.
Lebih lanjut, Iskak menjelaskan, secara mandiri, sebenarnya para petani telah melakukan berbagai upaya untuk menangkal hama tikus.
Salah satunya dengan cara memberikan racun di sawah. Namun, upaya itu gagal karena tidak dilakukan secara masif oleh semua petani.
"Petani sudah melakukan upaya sporadis dengan meracuni tikus di lahannya akan tetapi tidak efektif kalau perorangan perlu gerakan yang masif dan melibatkan massa petani yang banyak dan serentak di berbagai kawasan endemis tikus," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang