SURABAYA, KOMPAS.com - Pemilik kedai STMJ terkenal di Surabaya, Bu Nunuk alias Nunuk Widayanti (53) dilaporkan meninggal saat menjalankan ibadah haji. Pihak keluarga mengungkap bahwa Bu Nunuk berangkat haji dengan visa kunjungan pribadi.
Menantu Bu Nunuk, Siska Ayu sempat mengkhawatirkan keberangkatan haji mertuanya. Sebab, wanita itu menggunakan jasa perusahaan travel yang kantornya di Sidoarjo.
"Sebelum berangkat cerita mau haji pakai travel, rekomendasi teman takmir suami. Masih asing, tanya, aman ta? Karena ikut haji furoda," kata Siska saat ditemui di Kedai STMJ BU Nunuk, Rabu (24/7/2024).
Baca juga: Pemilik Kedai STMJ Surabaya Wafat Saat Haji Furoda, Sempat Terpisah dari Suami dan Hilang
Siska semakin curiga saat Nunuk dan suaminya, Budi Santoso (55) berangkat haji pada Jumat (17/5/2024). Sebab, hanya ada 10 orang dalam rombongan di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo.
"Kecurigaan kita, enggak pakai baju haji seperti umumnya jemaah haji, biasanya di badara pakai, itu enggak pakai. Katanya (karena haji) furoda bukan dari pemerintah," jelasnya.
Baca juga: 60 Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat di Arab Saudi, Belum Bisa Dipulangkan
Selanjutnya, rombongan Nunuk transit terlebih dahulu di Jakarta untuk menjemput jemaah haji lainya. Kemudian, sebanyak 20 orang tiba di Bandara Jeddah, Arab Saudi pada Minggu (19/5/2024).
"Selama di sana sering telepon seperti banyak razia, dikejar-kejar polisi Arab Saudi, karena bukan visa haji tapi kunjungan pribadi. Keluar hotel banyak polisi kalau ketangkap dideportasi," ujarnya.
Siska mengungkapkan, mertuanya tersebut kerap meneleponya sambil menangis selama berada di Arab Saudi. Mertuanya mengaku ketakutan dengan kondisi yang dialaminya ketika itu.
"Ibu telepon nangis, berlangsung hampir setiap hari. Sabtu (15/6/2024), mulai perjalanan armuzna (puncak haji) terpisah lalu ketemu lagi, lihat kondisi mama vc (video call) capek habis perjalananan jauh," ucapnya.
Akhirnya, Nunuk dilaporkan berpisah dengan suaminya ketika melakukan lempar jumrah pada Minggu (16/6/2024). Sebelumya, dia sempat mengalami dehidrasi parah hingga kehilangan kesadaran.
Kemudian, Nunuk dipastikan meninggal dunia oleh kerabatnya yang juga berangkat haji namun beda rombongan pada Jumat (21/6/2024). Di sisi lain, suaminya sudah dalam perjalanan menuju Indonesia.
Sementara itu, anak Nunuk, Rizaldi Santoso mengatakan baru mengetahui perihal visa kunjungan pribadi tersebut saat ibunya hilang. Sebab, kedua orangtuanya selalu menutupi apa pun mengenai travel.
"Waktu di sana (Nunuk) bilang 'le (nak) mama takut'. Mama saya bilang seperti itu (haji furoda) tapi ketika saya tanya visanya (yang dibawa) ternyata visa kunjungan pribadi," kata Rizaldi.
Selain itu, kata Rizaldi, Nunuk juga menceritakan situasi mencekam tersebut kepada budenya. Bahkan, wanita itu sempat meminta untuk segera dijemput karena ketakutan.
"Mama saya waktu itu ngabari bude saya, bude cerita semua ke saya kalau mama takut, minta dijemput. Katanya 'Berapa pun (biaya), ayo tolong aku' pokoknya mama minta kembali," jelasnya.
"Kami tahu mama dikejar-kejar polisi, didobrak sampai ketangkap polisi, nangis-nangis, ayah pakai baju cewek pakai cadar untuk mengelabui petugas. Ya baru tahu ceritanya itu," tambahnya.
Oleh karena itu, Rizaldi meminta agar pihak travel menjelaskan secara terbuka terkait proses ibada haji orangtuanya itu. Sebab, dia merasa ada kejanggalan selama keberangkatan.
Diberitakan sebelumnya, pemilik kedai STMJ terkenal, Bu Nunuk meninggal dunia saat ibadah haji di Tanah Suci. Wanita itu sempat dilaporkan hilang beberapa hari sebelum ditemukan di rumah sakit.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang