Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

330 Pengantin Nikah Massal Pemkot Surabaya Ikut Kirab ke Balai Kota

Kompas.com, 2 Juli 2024, 21:49 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ratusan pengantin nikah massal yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Barat, mengikuti kirab setelah melakukan prosesi sidang isbat nikah.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sebanyak 330 peserta nikah massal awalnya melakukan rias pengantin di Plaza Balai Pemuda Surabaya, Selasa (2/7/2024), sekitar pukul 15.00 WIB.

Kemudian, ratusan pengantin itu mulai bersiap untuk melakukan kirab dengan berjalan kaki pukul 16.30 WIB. Mereka melewati Jalan Yos Sudarso menuju Taman Surya dan berhenti di Balai Kota Surabaya.

Baca juga: 10 Pasang Santri yang Dijodohkan Melangsungkan Pernikahan Massal di Pesantren

Selanjutnya, para pengantin tersebut disambut secara langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Lalu, ratusan pasangan itu duduk di depan panggung pelaminan.

Salah satu peserta, Nadia Andita Putri (22) beserta suaminya, Rio Febrian (22), warga Jalan Rangkah, Tambaksari, mengungkapkan sangat terbantu dengan adanya nikah massal tersebut.

"Iya, merasa terbantu, karena selama ini kesulitan kalau enggan ada dokumen (surat nikah). Apalagi mau masuk anak sekolah, anak usia 5 tahun," kata Nadia saat ditemui di Balai Kota.

Nadia mengatakan, sebelumnya ia sudah menikah dengan suaminya secara siri tahun 2019 silam. Dia pun langsung mendaftarkan diri setelah mendapatkan informasi dari saudara.

"Tahu dari info nikah massal ini saudara, terus daftar sendiri, baru tahu tahun ini. Tadi ikut isbat nikah dari pagi pukul 08.00 WIB," jelasnya.

Sementara itu, pasangan pengantin lainnya, yakni Yayuk Sisilowati (39) dan Ayos Sudarmo (50), warga Jalan Kenjeran, Tambaksari, juga turut mengikuti semua proses dalam nikah massal tersebut.

"Dulu nikah siri tahun 2001, tahun kemarin sudah diajak gapi masih mikir-mikir, soalnya malu. Tahun ini kayanya seru jadi memutuskan ikut," kata Yayuk.

Yayuk mengungkapkan, dirinya sangat antusias mengikuti nikah massal yang digelar oleh Pemkot Surabaya itu. Sebab, nantinya dia tidak perlu memikirkan berkas pernikahan dengan suami.

"Lebih senang sekarang, karena dapat surat nikah, hati juga jadi lebib lega, soalnya enggak sulit kalau mengurus apapun. Sudah punya anak lima, sudah punya mantu satu, mau punya cucu," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dispendukcapil Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, ratusan pasangan akan memulai prosesi sidang isbat nikah di Gedung Siola, Lantai 4.

"Saat sidang isbat nikah nanti para pasangan pengantin, akan langsung mendapatkan buku nikah resmi," kata Eddy saat berada di Gedung Eks Humas Pemkot Surabaya, Senin (2/7/2024).

Kemudian, para pengantin tersebut langsung diarahkan menuju ke Gedung Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya. Total ada sebanyak 330 make up artist (MUA) atau perias yang menunggu di sana.

Selanjutnya, peserta nikah massal itu akan melakukan prosesi kirab dari Balai Pemuda menuju ke Taman Surya. Nantinya, sejumlah jalan yang dilewati akan ditutup untuk sementara.

Baca juga: Usai Dapat Rekomendasi PPP, Eri Cahyadi Terima Surat Tugas PSI Maju Pilkada Surabaya

"Nanti ada kirab (pengantin), jadi akan ada penutupan jalan di Jalan Yos Sudarso sampai Balai Kota. (Penutupan jalan) sekitar 1 sampai 1,5 jam, untuk masyarakat kami mohon maaf," jelasnya.

Kemudian, Pemkot Surabaya telah menyediakan panggung untuk ratusan pengantin itu di Balai Kota. Nantinya, mereka akan menjalani resepsi pernikahan dengan tema pesta kebun

"Kalau tahun lalu memang diselenggarakan di dalam gedung, tetapi tahun ini Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) ingin yang beda, dengan pesta kebun itu makanya digelar di sana (Balai Kota)," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau